kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,65   -6,71   -0.72%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Naik 3,35% sepanjang kuartal III, harga emas masih wait and see di kuartal IV


Rabu, 02 Oktober 2019 / 14:52 WIB
Naik 3,35% sepanjang kuartal III, harga emas masih wait and see di kuartal IV
ILUSTRASI. Emas batangan


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas sepanjang kuartal III-2019 cukup fluktuatif dengan kecenderungan naik. Ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China masih menjadi pendorong utama pergerakan harga emas.

Mengutip dari Bloomberg, harga emas untuk kontrak hingga Desember 2019 naik 3,35% sepanjang kuartal III-2019 hingga berada di level US$ 1472,90 per ons troi pada 30 September 2019. 

Sepanjang Juli dan Agustus, harga emas terus naik. Namun pada September harga emas terkoreksi. 

Selain itu, di kuartal III-2019 harga emas sempat berada di level tertinggi yaitu US$ 1.560.40 per ons troi pada 4 September 2019.

Analis Asia Trade Point Futures Deddy Yusuf mengatakan pengaruh perang dagang masih sangat besar bagi emas. Ia bilang ketidakpastian situasi perang dagang di kuartal III masih menyebabkan aset safe haven seperti emas. 

“Kenaikan yang terjadi masih dipenuhi sentimen perang dagang ya untuk emas,” ujar Deddy.

Baca Juga: Harga emas terdongkrak kekhawatiran resesi manufaktur

Selain itu, di awal kuartal III-2019 rencana penurunan suku bunga AS oleh The Fed turut menstimulus harga emas. Saat itu, rencana keputusan The Fed untuk memangkas suku bunga untuk kedua kalinya pada tahun ini sudah diprediksi oleh pelaku pasar.

Hanya saja, Deddy bilang ketika The Fed memangkas suku bunganya untuk kedua kalinya pada tahun ini, harga emas justru terkoreksi. Menurutnya, hal itu terkait dengan pernyataan Jerome Powell yang dinilai hawkish. 

“Pasar menangkap pernyataan Powell tersebut menandakan bahwa The Fed tidak akan memangkas suku bunganya lagi untuk tahun ini,” jelas Deddy.

Walaupun sedikit tertekan, Deddy berpendapat koreksi harga emas tidak terlalu dalam. Hal itu karena ada sentimen positif lainnya yang bisa menahan koreksi seperti kondisi geopolitik di Timur Tengah pasca penyerangan kilang minyak di Arab Saudi. Oleh karena itu, meskipun harga emas sedikit terkoreksi di bulan September namun tetap meningkat dari akhir kuartal II-2019. 

“Adanya ketegangan politik seperti ini selalu memberikan sentimen yang positif untuk harga emas,” ujar Deddy.

Di kuartal IV-2019, Deddy memproyeksi pergerakan harga emas masih wait and see, tergantung perkembangan negosiasi dagang antara AS dan China. 

Yang terbaru, AS dan China akan kembali bertemu untuk bernegosiasi kembali di pertengahan bulan Oktober ini. 
“Bukan tidak mungkin jika kembali tidak menghasilkan kesepakatan yang positif, harga emas bisa menanjak lagi,” ujar Deddy.

Selain itu, Deddy juga menilai perlu menunggu juga rapat FOMC pada bulan ini. Menurutnya, masih ada kemungkinan The Fed akan memangkas suku bunganya lagi. 

Hanya saja, ia bilang tidak hanya pemangkasan suku bunganya saja yang akan diamati oleh pasar melainkan pernyataan dari Powell yang cenderung hawkish atau dovish. 

“Investor sekarang melihat untuk jangka panjangnya akan kemana karena kekhawatiran resesi masih membayangi,” ujar Deddy.

Baca Juga: Harga Emas Hari Ini Merosot Semakin Dalam, Menuju Level Terendah

Deddy juga bilang di kuartal IV biasanya harga emas mengalami penurunan karena ada aksi profit taking yang dilakukan oleh pelaku pasar setelah di kuartal III harga emas mengalami kenaikan. 

Hanya saja koreksi yang terjadi masih dinilai wajar. Ia menilai hingga akhir tahun harga emas bergerak di kisaran US$ 1.415 - US$ 1.500 per ons troi. 

“Namun kita tetap wait and see dengan kondisi perang dagang dan kebijakan moneter The Fed,” ujar Deddy.

Secara teknikal, Deddy bilang harga emas masih berada di area konsolidasi. Saat ini, harga di bawah MA50 serta di atas MA100 dan MA200 dengan indikasi jangka panjang potensi menguat. 
Selain itu, potensi koreksi ditunjukkan oleh indikator RSI yang ada di area 14, stochastic di area 23, dan MACD yang negatif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×