Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Musim rilis kinerja keuangan kembali datang. Di barisan emiten tambang, ada PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) yang sudah mengumumkan laporan keuangan semester I-2024.
Hasilnya beragam. Top line dan bottom line AMMN kompak menanjak dengan level kenaikan signifikan. Pendapatan AMMN melejit 166,76% secara tahunan menjadi US$ 1,54 miliar. Sedangkan laba bersih AMMN terbang 300% ke level US$ 475,25 juta.
Kenaikan top line juga dialami oleh ANTM, meski dengan level yang lebih mini. Emiten tambang plat merah ini meraup penjualan Rp 23,18 triliun atau tumbuh 7%. Namun laba bersih ANTM menurun 17,55% menjadi Rp 1,55 triliun pada enam bulan pertama 2024.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Untuk Emiten Teknologi
Sekretaris Perusahaan Aneka tambang Syarif Faisal Alkadrie mengatakan ANTM mencetak pertumbuhan penjualan dengan mengatasi tantangan operasional yang disebabkan oleh kendala perizinan. Kinerja ANTM juga dibayangi tantangan geopolitik-ekonomi global serta fluktuasi harga komoditas.
ANTM pun memasang strategi memperkuat basis pelanggan domestik. "Agar dapat memberikan fondasi yang lebih solid untuk pertumbuhan jangka panjang dan ketahanan bisnis di tengah tantangan geopolitik dan ekonomi global," ungkap Syarif dalam keterbukaan informasi, Senin (29/7).
Penurunan laba juga dialami sesama anggota holding pertambangan MIND ID, yakni INCO. Pendapatan terpangkas 27,34% secara tahunan menjadi US$ 478,75 juta. Sementara laba bersih INCO anjlok 82,05% ke level US$ 37,28 juta.
Presiden Direktur Vale Indonesia Febriany Eddy menyatakan INCO akan terus mendorong penghematan biaya untuk memastikan biaya tunai per unit tetap kompetitif dalam upaya menghasilkan margin yang sehat.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham dari Emiten yang Tertekan dan Untung Saat Rupiah Melemah
"Meski kondisi pasar tidak menentu, kami tetap berkomitmen mengoptimalkan kapasitas produksi, meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya," kata Febriany.
Beragamnya kinerja emiten sejalan dengan pergerakan harga saham yang bervariasi. Tengok saja AMMN yang berada di barisan atas top leaders penggerak indeks, dengan mengakumulasi kenaikan harga saham 87,02% secara year to date.
Berbeda nasib, laju saham ANTM dan INCO masih teringgal (laggard), masing-masing melemah 23,17% dan 11,28%. Selain itu, harga saham sejumlah emiten tambang mineral lain juga masih langgard, seperti PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dan PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) yang merosot 11,11% dan 9% sejak awal tahun 2024.