Sumber: KONTAN | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) mulai merangkak naik. Selain didorong oleh permintaan, musim penghujan juga menjadi pemicu kenaikan harga komoditas tersebut.
Analis Syailendra Capital, Lanang Trihardian menyebutkan, musim penghujan bisa menghambat laju produksi CPO. Dus, keadaan ini akan memicu kenaikan harga CPO karena pasokan berkurang. "Apalagi, ada siklus tahunan yang menunjukkan di awal tahun depan produksi CPO cenderung menurun," ungkap Lanang kepada KONTAN.
Kemarin (17/11), harga CPO untuk pengiriman Desember di Bursa Derivatif Malaysia (MDEX) ditutup US$ 689,75 per metrik ton. Berarti, naik 5% sejak sepekan lalu. "Musim hujan di negara-negara produsen CPO seperti Indonesia dan Malaysia akan memperlambat produksi sebesar 25%," ungkap seorang trader, seperti dikutip Bloomberg, kemarin.
Ibrahim, analis Asia Kapitalindo menambahkan, kenaikan CPO juga tak lepas dari pengaruh harga komoditas lainnya, terutama harga minyak mentah dunia. Ibrahim memprediksi, sampai akhir tahun ini harga minyak dunia bisa menembus level US$ 85 per barel. Kondisi ini akan diikuti oleh melesatnya harga CPO.
Selain itu, menurut dia, pengaruh penyebaran flu babi secara psikologis dapat mendongkrak harga CPO. Orang akan beralih dari menggunakan minyak babi ke minyak CPO. Tapi dalam jangka pendek, kata dia, harga CPO masih akan terkoreksi akibat pengaruh fluktuasi harga komoditas, utamanya minyak dunia.
Ibrahim meramal, sampai penghujung tahun ini, harga CPO bisa menembus angka US$ 707 per metrik ton, yang merupakan rekor tertinggi CPO tahun ini. Adapun Lanang melihat, sampai awal tahun depan, harga CPO bisa menyentuh level US$ 713 per metrik ton. "Pelemahan harga CPO saat ini mulai terbatas, sehingga peluang untuk naik semakin besar," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News