Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Pasalnya, ketika ex date dividend biasanya harga saham akan turun kurang lebih sebesar dengan harga yang diberikan. Makanya, ia menyarankan investor sebaiknya untuk memperhatikan kondisi likuiditas saham di pasar serta historis saham pada tahun-tahun sebelumnya setelah ex dividen.
"Tingkat yield dividen bisa dikatakan menarik bila lebih tinggi dari dividend yield IHSG (dividend yield IHSG di kisaran 3%), kalau lebih dari rate deposito tentu lebih baik," ungkap Zamzami, Kamis (9/7).
Dari daftar emiten yang akan membagikan dividen, Zamzami menilai saham ELSA menjadi yang paling menarik lantaran dilihat dari dividend yield dan rasio price to book value (PBV). Pada perdagangan hari ini harga saham ELSA naik 0,84% ke harga Rp 240 per saham, maka yield dividen ELSA sebesar 5,08%, adapun PBV ELSA 0,48 kali.
Baca Juga: Indoritel Makmur (DNET) bakal menikmati dividen ROTI senilai Rp 41 miliar
Sementara untuk dividen SRIL, menurut dia kurang menarik apabila dilihat dari yield dividennya. Akan tetapi, secara keseluruhan ia melihat SRIL mempunyai prospek yang cukup baik untuk ke depan. Pun untuk kinerjanya, ia bilang SRIL berhasil mencetak pertumbuhan positif dari tahun ke tahun.
Berdasarkan laporan keuangan kuartal pertama tahun ini, SRIL mencatat penjualan ekspor sebesar US$ 189,14 juta atau turun 1%. Sebagai informasi, penjualan ekspor memiliki kontribusi 60% dari total penjualan SRIL. Di sisi lain, penjualan lokal naik 1,4% YoY, sehingga penjualan lokal tercatat mencapai Rp 127,5 juta.
Meski demikian, sekarang ini SRIL melihat pandemi yang berlangsung sebagai peluang, SRIL juga memanfaatkan peluang tersebut dengan memproduksi APD. Ia merekomendasikan pelaku pasar untuk trading buy saham SRIL dengan level resistance di 220 dan support di Rp 186. Adapun pada penutupan perdagangan hari ini saham minus 1,02% ke harga Rp 195 per saham.
Baca Juga: Sri Rejeki Isman (SRIL) membagikan dividen Rp 1 per saham, berikut jadwalnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News