kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mulai mengoperasikan 137 toko, begini rekomendasi saham Matahari Departement (LPPF)


Rabu, 10 November 2021 / 07:00 WIB
Mulai mengoperasikan 137 toko, begini rekomendasi saham Matahari Departement (LPPF)


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca pembatasan sosial yang ketat di kuartal III tahun ini, operasional gerai ritel milik PT Matahari Departement Store Tbk (LPPF) mulai pulih dan telah terlihat menguntungkan di September dan Oktober tahun 2021. LPPF memberi gambaran jika laba bersih yang dicatatkan pada kuartal IV tahun ini akan mencapai Rp 100 miliar dengan EBITDA tahun 2022 sebesar Rp 1,8 triliun. 

Angka tersebut jauh lebih baik dibanding proyeksi EBITDA LPPF pada tahun ini yang diperkirakan mencapai Rp 1 triliun. Proyeksi tersebut dengan syarat tidak ada lagi pembatasan sosial. 

UOB Kay Hian menilai, target tersebut masih lebih tinggi dibanding proyeksi mereka. "Kami memperkirakan pertumbuhan net profit after tax (NPAT) 41,3% secara tahunan pada tahun 2022 dan EBITDA akan mencapai Rp 1,33 triliun," terang Analis UOB Kay Hian Stevanus Juanda dalam riset 8 November 2021. 

Baca Juga: Sempat terhambat PPKM, Matahari Department Store (LPPF) tetep meraup untung

Proyeksi EBITDA UOB Kay Hian memang lebih rendah 26% dari proyeksi manajemen LPPF yang memperkirakan EBITDA tahun 2022 bisa mencapai Rp 1,8 triliun. "Kami melihat proyeksi manajemen mungkin ada risiko jika ada pembatasan lebih ketat lagi karena kasus Covid-19 gelombang ketiga seperti yang terjadi di bagian dunia lain," kata Stevanus. 

Proyeksi tersebut setelah memandang hasil NPAT LPPF dalam sembilan bulan di 2021 mencapai Rp 439 miliar, angka ini memang jauh lebih baik dari kerugian pada sembilan bulan di tahun 2020 mencapai Rp 617 miliar. Tapi, realisasi kinerja LPPF ini hanya memenuhi 59% dari proyeksi UOB Kay Hian dan memenuhi 68,5% dari konsensus. Sebelumnya, UOB memperkirakan jika laba bersih LPPF di tahun ini bisa mencapai Rp 739 miliar. 

Manajemen LPPF memperkirakan jika NPAT pada kuartal IV tahun 2021 mencapai Rp 100 miliar. Jika menggunakan acuan tersebut ditambah hasil sembilan bulan di 2021 maka LPPF hanya akan mengantongi laba bersih Rp 539 miliar. Karena alasan tersebut, UOB Kay Hian memangkas target laba bersih LPPF menjadi Rp 541 miliar dari Rp 739 miliar. 

Pada Juli-September tahun 2021, LPPF menderita kerugian Rp 94 miliar, angka ini memang lebih baik dari rugi di Juli-September 2020 sebesar Rp 259 miliar. Stevanus menjelaskan jika rugi bersih LPPF sebesar Rp 94 miliar pada kuartal III-2021 sangat wajar terjadi mengingat 80% gerai LPPF pada periode tersebut tutup. Kondisi tersebut membuat penjualan LPPF turun 52% secara year on year (yoy) dan turun 79% secara kuartalan. "Pembatasan kegiatan sosial membuat hanya 60 toko yang buka dari 148 toko pada Juli 2021 dan 32 toko yang buka pada Agustus 2021," jelas dia. 

Baca Juga: Rally Saham Grup Lippo Selesai, Investor Bisa Buy On Weakness




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×