kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.938.000   14.000   0,73%
  • USD/IDR 16.295   -35,00   -0,21%
  • IDX 7.120   51,08   0,72%
  • KOMPAS100 1.038   7,94   0,77%
  • LQ45 802   5,14   0,65%
  • ISSI 230   2,46   1,08%
  • IDX30 417   1,26   0,30%
  • IDXHIDIV20 489   1,03   0,21%
  • IDX80 117   0,69   0,59%
  • IDXV30 119   -0,22   -0,19%
  • IDXQ30 135   -0,09   -0,07%

Mulai Loyo, Rupiah Diprediksi Lanjut Tertekan pada Perdagangan Rabu (4/6)


Selasa, 03 Juni 2025 / 18:31 WIB
Mulai Loyo, Rupiah Diprediksi Lanjut Tertekan pada Perdagangan Rabu (4/6)
ILUSTRASI. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/bar. Mata uang Garuda tampak mulai tunduk terhadap dolar Amerika Serikat (AS) seiring kondisi global yang mulai tak kondusif.


Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Mata uang Garuda tampak mulai tunduk terhadap dolar Amerika Serikat (AS) seiring kondisi global yang mulai tak kondusif. Pun, tekanan terhadap rupiah masih tersisa hingga perdagangan Rabu (4/6) besok.

Menurut Bloomberg, Selasa (3/6), rupiah kembali terdepresiasi sebesar 0,34% dari perdagangan sebelumnya ke level Rp 16.308 per dolar AS.

Agak berbeda, data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate Bank Indonesia (JISDOR BI) menunjukkan rupiah justru menguat tipis 0,05% dari perdagangan sebelumnya ke level Rp 16.288.

Ekonom Bank Danamon Indonesia Hosianna Evalita Situmorang menyebut pada dasarnya rupiah memang cenderung melemah. Ini salah satunya didorong oleh sentimen negatif dari perang dagang antara AS dan China yang kembali memanas. 

Baca Juga: Rupiah Jisdor Menguat 0,05% ke Rp 16.288 per Dolar AS pada Selasa (3/6)

“Juga masih adanya pembayaran dividen oleh korporasi yang mendorong adanya repatriasi dividen,” ujar Hosianna kepada Kontan, Selasa (3/6). 

Sejalan, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menyebut depresiasi rupiah terjadi karena tekanan dari data global, utamanya data ekonomi China yang cenderung lebih lemah dari ekspektasi. 

Memang, indeks manufaktur global Caixin/S&P untuk China turun ke level kontraksi sebesar 48,3 bps per bulan Mei, dari bulan sebelumnya sebesar 50,4 bps. Level terbaru ini menjadi rekor terendahnya sejak September 2022, alias dalam empat tahun terakhir. 

“Data manufaktur China tersebut memberikan sinyal kontraksi di China, yang pada gilirannya mendorong kekhawatiran terkait pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia,” jelas Josua kepada Kontan, Selasa (4/6). 

Namun Josua memprediksi rupiah bakal cenderung menguat pada perdagangan Rabu (4/6) besok, sejalan dengan potensi penurunan data lowongan pekerjaan di AS yang bakal melemahkan dolar AS dan otomatis mendorong penguatan rupiah. Prediksinya, rupiah akan bergerak pada rentang Rp 16.225 – Rp 16.325.

Sementara itu, Hosianna menyebut rupiah masih berpotensi tertekan di rentang kisaran Rp 16.250 – Rp 16.315 pada perdagangan Rabu (4/6).

Baca Juga: Rupiah Spot Ditutup Melemah 0,34% ke Rp 16.309 per Dolar AS pada Selasa (3/6)

Selanjutnya: Bank BPD DIY Telah Salurkan KUR Rp 628,7 Miliar hingga Mei 2025

Menarik Dibaca: Polytron Hadirkan Varian Warna Baru untuk Polytron Fox-R

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×