Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Gelaran pemilihan umum (pemilu) turut membawa angin segar bagi Perusahaan percetakan (printing). Salah satunya yang dirasakan oleh calon emiten PT Satu Visi Putra Tbk (VISI).
Direktur Utama VISI David Dwiputra mengatakan, permintaan terhadap produk percetakan VISI mengalami kenaikan setiap 5 tahun sekali saat pemilu digelar. Bahkan, efek pemilu sudah dirasakan oleh VISI pada akhir tahun 2023, di mana dalam beberapa bulan terakhir, VISI mengalami rekor penjualan secara bulanan.
David melanjutkan, momentum pemilu mendorong permintaan dari segmen ritel, di mana saat ini kontribusi pendapatan dari ritel menyumbang 30% dari total penjualan. Mayoritas, yakni 70% lainnya disumbang oleh korporasi.
Dengan adanya pemilu, permintaan dari segmen ritel bisa meningkat 20% hingga 30%. Untuk itu, David memproyeksikan pemilu menyumbang sekitar 30%-40% terhadap kenaikan pendapatan VISI tahun ini.
Baca Juga: Gelar IPO, Satu Visi Putra (VISI) Bidik Dana Segar Rp 73,80 Miliar
Saat ini VISI Tengah berfokus untuk memperluas jangkauan pasarnya. VISI akan memperkuat pasar di Jawa Tengah, yakni dengan melakukan pembangunan pabrik di Semarang. Pembangunan pabrik anyar diharapkan bisa meningkatkan penjualan di wilayah Jateng sekitar 20%.
Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku percetakan digital, VISI melakukan impor produk dari beberapa pabrikan besar asal China. Nah, dalam rangka perluasan pasar juga, VISI berencana akan melakukan impor melalui Pelabuhan Tanjung Mas Semarang. Saat ini, aktivitas impor VISI telah dilakukan melalui dua Pelabuhan besar, yakni Tanjung Perak Surabaya dan Tanjung Priok Jakarta.
“Kami selalu bertumbuh dan ke depan ada peluang mengimpor lewat pelabuhan lainnya seperti Medan,” terang David, Rabu (31/1). David mengaku, saat ini VISI sudah memiliki pasar yang cukup kuat di Jawa Timur dan wilayah Indonesia Timur.
Sebagai perusahaan yang berbasis impor, David tak menampik pelemahan rupiah bisa membuat harga barang berfluktuatif. Namun, VISI menyiasati hal ini dengan strategi hedging, yakni dengan melakukan pembelian mata uang asing terlebih dahulu sebelum melakukan pembayaran barang.
Sebagai gambaran, VISI berencana menggelar penawaran umum perdana saham dengan membidik dana segar Rp 73,80 miliar dari aksi korporasi ini
Melansir prospektus VISI di laman Bursa Efek Indonesia, Rabu (31/1), VISI melepas sebanyak 615 juta saham baru atau sebanyak 20,00% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Harga penawaran awal yang dipasang sebesar Rp 110 hingga Rp 120 per saham.
Baca Juga: Intip Proyeksi Pasar Modal Indonesia pada Tahun Politik
VISI juga mengadakan program employee stock allocation (ESA) dengan jumlah sebanyak-banyaknya sebesar 1% dari saham yang ditawarkan dalam IPO atau sebanyak-banyaknya 6,15 juta saham.
Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek adalah PT Surya Fajar Sekuritas. Masa penawaran awal akan berlangsung hingga 5 Februari 2024. Periode penawaran diperkirakan berlangsung pada 21 hingga 27 Februari 2024. Saham VISI akan dicatatkan di BEI pada 29 Februari 2024.
Perusahaan yang beken dengan nama Savitra ini merupakan perusahaan yang bergerak dalam perdagangan bahan advertising dan printing seperti banner, display, tinta dan PVC board. Sedangkan sebagai sarana logistik, VISI mengoperasikan 13 mobil truk bagi sarana pengiriman produk ke distributor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News