kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.620.000   14.000   0,87%
  • USD/IDR 16.310   -50,00   -0,31%
  • IDX 7.161   87,79   1,24%
  • KOMPAS100 1.054   14,96   1,44%
  • LQ45 830   12,39   1,52%
  • ISSI 213   1,17   0,55%
  • IDX30 430   8,15   1,93%
  • IDXHIDIV20 516   9,99   1,98%
  • IDX80 120   1,52   1,29%
  • IDXV30 122   0,79   0,65%
  • IDXQ30 141   2,44   1,76%

Momentum Nataru Jadi Katalis Positif bagi Emiten Poultry, Cek Rekomendasi Sahamnya


Kamis, 26 Desember 2024 / 19:35 WIB
Momentum Nataru Jadi Katalis Positif bagi Emiten Poultry, Cek Rekomendasi Sahamnya
ILUSTRASI. Momentum Natal dan Tahun Baru 2024 diprediksi akan mendongkrak kinerja emiten poultry atau unggas di Tanah Air. ANTARA FOTO/Fransisco Carolio/Lmo/foc.


Reporter: Rashif Usman | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Momentum Natal dan Tahun Baru 2024 diprediksi akan mendongkrak kinerja emiten poultry atau unggas di Tanah Air. Pasalnya, permintaan produk emiten unggas seperti telur dan daging ayam akan melonjak di periode akhir tahun. 

Founder Stocknow.id Hendra Wardana mengungkapkan, momentum Natal dan Tahun Baru (Nataru) menjadi katalis positif bagi emiten unggas di Tanah Air. 

Peningkatan konsumsi daging ayam, telur, dan produk olahan lainnya selama periode ini mendorong volume penjualan yang signifikan, terutama dari sektor ritel serta hotel, restoran, dan katering. 

Baca Juga: Program Makan Bergizi Jadi Sentimen Positif, Cek Rekomendasi Saham CPIN, JPFA & MAIN

Emiten seperti PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) dan PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) diprediksi mencatatkan kenaikan pendapatan di akhir tahun 2024. 

"Permintaan yang melonjak sekitar 15%-20% dibandingkan bulan biasa menjadi salah satu pendorong utama," kata Hendra kepada Kontan, Kamis (26/12).

Namun, tekanan dari fluktuasi harga pakan seperti jagung dan kedelai masih menjadi tantangan, meski volume penjualan yang meningkat diharapkan mampu menutupi sebagian besar tekanan tersebut.  

Dari sisi harga saham, sebagian besar kenaikan sudah ter-price in sejak kuartal ketiga, mencerminkan antisipasi pasar terhadap momentum Nataru. Harga saham CPIN dan JPFA misalnya telah menunjukkan penguatan sepanjang kuartal IV/2024, meskipun ruang untuk penguatan lanjutan tetap ada jika kinerja emiten melebihi ekspektasi. 

Permintaan produk protein hewani ini didukung oleh tingginya konsumsi rumah tangga serta tradisi perayaan akhir tahun, menjadikan periode ini sangat penting bagi kinerja sektor poultry.  

Melihat prospek tahun 2025, sektor unggas tetap menarik dengan berbagai sentimen pendukung. Konsumsi domestik yang terus meningkat, terutama untuk protein hewani seperti ayam dan telur akan menjadi pilar utama pertumbuhan. 

Baca Juga: Japfa Comfeed (JPFA) Prediksi Permintaan Daging Ayam di 2025 Naik hingga 24%

Selain itu, jika harga bahan baku pakan stabil, margin profitabilitas emiten diprediksi lebih baik. Pemerintah juga berkomitmen menjaga stabilitas harga jagung, salah satu komponen utama pakan ternak. 

Ditambah lagi, belanja konsumsi pasca-Pemilu 2024 akan meningkatkan daya beli masyarakat di semester pertama 2025, sehingga menciptakan momentum tambahan bagi sektor ini.  

"Secara keseluruhan, sektor unggas menawarkan potensi pertumbuhan yang menarik baik di akhir tahun ini maupun tahun depan, terutama jika emiten mampu menjaga efisiensi biaya dan memanfaatkan momentum konsumsi yang tinggi," ujar Hendra.

Researcher dari Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo menjelaskan, momen Nataru berpotensi meningkatkan demand terhadap produk poultry.

"Namun, jika diliat dari harga sahamnya saat ini pelaku pasar masih cenderung wait and see sambil melihat hasil kinerja emiten poultry di kuartal IV-2025," ucap Azis kepada Kontan, Kamis (26/12).

Azis juga menerangkan prospek emiten unggas pada tahun depan masih memiliki sentimen positif mengenai program Makan Bergizi Gratis. Program ini berpotensi meningkatkan permintaan daging ayam sehingga bisa berpotensi menurunkan oversupply. 

"Hal ini bisa meningkatkan harga Day Old Chicken (DOC)  dan Live bird (LB)," terang Azis.

Baca Juga: Japfa Comfeed (JPFA) Dukung Program Makan Bergizi Gratis, Siapkan Dapur Terpusat

Selain itu, program swasembada pangan juga berpotensi menstabilkan harga produk poultry sehingga mampu menurunkan dari sisi cost dan meningkatkan margin.

Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengungkapkan kenaikan harga saham poultry sudah  ter price in dari momentum Nataru. 

"Untuk saat ini lebih baik hold untuk emiten berbasis poultry," ungkap Nafan kepada Kontan, Kamis (26/12).

Nafan juga memproyeksikan bahwa kinerja emiten poultry tahun depan tergantung pada hasil kinerja di kuartal I-2025. Jika dalam periode tersebut mampu tumbuh, maka pelaku pasar juga makin optimis kinerja emiten poultry sepanjang 2025 akan tumbuh positif.

Nafan merekomendasikan untuk hold saham JPFA di rentang harga Rp 1.810-Rp 1.965 per saham.

Sementara itu, Azis merekomendasikan untuk buy saham JPFA dengan target Rp 2.060 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×