kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Modernland raup Rp 2,3 T dari marketing sales


Minggu, 05 Oktober 2014 / 17:00 WIB
Modernland raup Rp 2,3 T dari marketing sales
ILUSTRASI. Suasana kantor pusat PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) di Tangerang Selatan, Kamis (28/7). PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 10,6 triliun pada kuartal pertama 2023.


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. PT Modernland Realty Tbk (MDLN) menggenjot penjualan demi mencapai target marketing sales akhir tahun. Hingga Kuartal-III 2014, perseroan membukukan marketing sales sebesar Rp 2,37 triliun. Dengan kata lain, MDLN baru memenuhi 62,36% target marketing sales tahun ini yang sebesar Rp 3,8  triliun. Target marketing sales di akhir tahun itu sedikit turun dari estimasi awal sebesar Rp 4 triliun.

Cuncun Wijaya, Sekretaris Perusahaan MDLN mengatakan, sebesar 65% hasil pra penjualan diperoleh dari proyek residensial terutama dari Jakarta Garden City (JGC). Sementara 35% sisanya berasal dari proyek industrial. 

Cuncun yakin di akhir tahun perseroan bisa mengejar target marketing sales. Soalnya, masih ada beberapa proyek baru yang akan meluncur dalam waktu dekat. Misalnya saja, pada 18 Oktober mendatang, MDLN akan meluncurkan Kluster Thames dari JGC. Dari proyek itu, MDLN menargetkan bisa memperoleh tambahan marketing sales sebesar Rp 750 miliar hingga Rp 800 miliar. "Masih ada beberapa proyek residensial yang akan dipasarkan," ujar Cuncun kepada KONTAN, akhir pekan lalu.

Pada proyek residensial Kluster Thames, MDLN akan memasarkan 600 unit. Pengembangan kluster Thames akan dibagi ke dalam dua tahapan yaitu tahap South dan tahap North. Untuk tahap pertama, perseroan akan memasarkan Kluster Thames South sekitar 300 unit rumah dengan kisaran harga mulai dari Rp 1 miliar.

Dari harga awal sekitar Rp 1 miliar diproyeksikan ada kenaikan harga maksimal 10%, mulai dari masa pra penjualan hingga penjualan ketika sudah selesai di bangun. Saat ini MDLN memiliki lahan 370 hektare (ha) di Cakung. Khusus untuk kluster Thames lahan yang dibutuhkan sekitar 11,5 ha. 

Tak cuma itu, MDLN juga tengah merencanakan akan memanfaatkan sisa lahan di Cakung yang masih luas, untuk dibangun pusat perbelanjaan. Bekerjasama dengan AEON Mall dari Jepang, MDLN akan mulai membangun konstruksi pusat perbelanjaan. MDLN menargetkan proyek properti di Cakung bisa berkontribusi terhadap pendapatan hingga Rp 1,7 triliun.

Hingga Semester I 2014, laba perusahaan properti ini melorot 6,23% menjadi Rp 514,95 miliar dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 549,22 miliar. Penurunan laba bukan karena minimnya penjualan. Soalnya, pendapatan MDLN justru naik 72,32% menjadi Rp 1,79 triliun. 

Penurunan laba bersih disebabkan karena penjualan tahun ini cukup besar berasal dari perumahan dan industri dan bukan dari penjualan lahan seperti tahun lalu. Margin laba dari penjualan perumahan lebih kecil dari margin penjualan lahan. 

Sekadar mengingatkan, tahun lalu MDLN menjual tanahnya ke salah satu pengembang properti PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) seluas 150 hektare dengan harga Rp 3 triliun. MDLN juga menjual tanah seluas Rp 8,5 juta hektare ke AEON senilai US$ 45 juta. Sehingga profit perseroan dari penjualan tersebut tumbuh kencang.

Sementara tahun ini, MDLN tidak melakukan penjualan tanah yang signifikan dan hanya memperoleh profit dari penjualan produk properti seperti perumahan dan industri. Akibatnya beban pokok penjualan perseroan naik drastis 311,66% menjadi Rp 841,26 miliar dari sebelumnya Rp 204,36 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×