Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Performa PT Astra International Tbk (ASII) kuartal I-2016 kurang memuaskan. Secara konsolidasi, pendapatan turun 7,3% year on year (yoy) menjadi Rp 41,89 triliun. Pemicu penurunan adalah melemahnya kinerja lini bisnis utama ASII seperti otomotif, alat berat dan perbankan.
Analis Ciptadana Securities Arief Budiman bilang, bisnis otomotif ASII masih diselimuti lesunya permintaan sepanjang kuartal I-2016. Akibatnya, penjualan otomotif turun 4,8% yoy menjadi Rp 22,25 triliun.
Untungnya, margin ASII masih terjaga kualitasnya, bahkan cenderung naik. Margin kotor ASII kuartal I-2016 dan periode yang sama tahun sebelumnya masing-masing tercatat 11,5% dan 10,1%.
Menurut Arief, perseroan terbantu program diskon yang lebih kecil dan peluncuran model baru Toyota Innova dan Fortuner. Catatan saja, laba kotor divisi bisnis otomotif ASII naik 8,3% yoy menjadi Rp 2,56 triliun.
Strategi serupa kembali dilakukan. ASII bakal meluncurkan mobil baru, Toyota Sienta. Arief menilai, Toyota Sienta akan menambah lini baru varian mobil jenis MPV sekaligus mengisi kekosongan gap harga antara Toyota Avanza dan Toyota Innova.
Soal strategi model baru, analis Mandiri Sekuritas Arianto Kurniawan sependapat. Model baru mampu mengakselerasi pendapatan ASII, meski daya beli masyarakat belum sepenuhnya pulih.
"Pangsa pasar kuartal I-2016, ritel Toyota meningkat menjadi 33% versus periode yang sama tahun sebelumnya 29%, karena pengiriman dari Kijang Innova dan Fortuner yang baru," tulis Ariyanto dalam riset 18 April lalu. Selain otomotif, anak usaha sektor alat berat dan jasa keuangan turut menekan performa ASII.
Analis BCA Sekuritas Darmawan Halim menjelaskan, kurs rupiah yang mengambang antara Rp 13.200-Rp 13.300 per dollar AS cukup menekan margin bisnis ini. "Dari sektor jasa keuangan, Bank Permata menjadi penyeret kinerja ASII yang terbesar," ujar Darmawan, dalam riset 27 April lalu.
Bank Permata tertekan oleh meningginya kredit bermasalah (NPL) dan beban provisi NPL gross Permata kuartal I-2016 melompat menjadi 3,5% dari sebelumnya 2,7%. Tekanan ini menyebabkan bank tersebut mencatat kerugian sekitar Rp 376 miliar.
Secara konsolidasi laba bersih ASII kuartal I-2016 turun 22% menjadi Rp 3,11 triliun. Arief merekomendasikan hold ASII dengan target harga Rp 6.800 per saham. Darmawan juga hold, dengan target Rp 7.100.
Ariyanto mempertahankan rekomendasi buy dengan target Rp 8.000. Kemarin (28/4), harga ASII senilai Rp 6.725 per saham, turun 1,47% dari hari sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News