kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.975.000   59.000   3,08%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Mobil BEV dan HEV Jadi Opsi Menarik di Tengah Penurunan Penjualan Mobil


Selasa, 11 Juni 2024 / 19:25 WIB
Mobil BEV dan HEV Jadi Opsi Menarik di Tengah Penurunan Penjualan Mobil
ILUSTRASI. Berdasarkan data Gaikindo penjualan wholesales mobil nasional turun 21% YoY menjadi 334.969 unit pada Januari-Mei 2024.


Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah penjualan wholesales (pabrik ke dealer) mobil nasional yang masih terus turun, mobil BEV dan HEV justru menjadi pilihan yang paling menarik.

Berdasarkan data Gaikindo penjualan wholesales (pabrik ke dealer) mobil nasional turun 21% year on year (YoY) menjadi 334.969 unit pada Januari-Mei 2024, dari sebelumnya 423.771 unit.

Analis Mirae Asset Sekuritas Christopher Rusli melihat di tengah melemahnya penjualan obil secara nasional, BEV & HEV justru menjadi pilihan yang paling menarik. Hal itu karena penjualan BEV meningkat 42,4% YoY menjadi 1.828 unit di bulan April  2024 dari sebelumnya 1.284 unit di bulan April 2023. 

"Angka tersebut menyumbang sekitar 3,76% dari total penjualan mobil di bulan April 2024," ungkap Christoper pada riset, Selasa (11/6).

Baca Juga: Penjualan Mobil Nasional Kontraksi di Tengah Daya Beli yang Menipis

Begitu juga dengan penjualan mobil HEV yang mengalami peningkatan sebesar 15,6% YoY. Christoper mencatat penjualan HEV mencapai 3.357 unit di bulan April 2024, meningkat dari 2.904 unit pada periode yang sama tahun 2023 atau sebesar 6,90% dari total penjualan mobil.

Di sisi lain, Christoper mengatakan baru-baru ini Presiden Joko Widodo mengumumkan aturan insentif mobil hybrid akan segera dikeluarkan. Saat ini insentif tersebut masih dalam pembahasan Kementerian Perindustrian dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. 

"Kami percaya bahwa hal ini akan memberikan dorongan yang sangat dibutuhkan terhadap penjualan HEV di Indonesia dan memungkinkan mereka untuk tetap kompetitif dalam hal pertumbuhan penjualan dibandingkan BEV," ungkapnya.

Sementara Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus melihat penurunan penjualan mobil di tahun ini disebabkan tingginya tingkat suku bunga kredit. Hal itu menurutnya mendorong masyarakat untuk menunda pembelian secara kredit.

"Karena dananya akan dialokasikan untuk hal yang lebih penting," ujar Nico pada Kontan.co.id, Selasa (11/6).

Baca Juga: Kinerja Diprediksi Melambat, Cermati Rekomendasi Saham Emiten Konsumer

Nico memperkirakan pada kuartal II 2024 ini kinerja emiten otomotif akan mengalami perlambatan. Nico melihat masih adanya peluang dari berbagai macam merk yang masuk dengan harga yang kian bersaing akan menjadi salah satu pemicu penjualan mobil. Menurutnya harga dan model tentu akan menjadi salah satu pertimbangan bagi masyarakat untuk melakukan pembelian, karena semakin tinggi persaingan maka harga biasanya akan mengalami penurunan yang tentu akan menguntungkan bagi masyarakat.

"Belum lagi banyaknya diskon yang diberikan oleh merk mobil yang baru masuk, sehingga hal ini tentu diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi penjualan mobil," ucapnya.

Melihat hal tersebut, Nico masih belum merekomendasikan saham apapun untuk sektor otomotif. Sementara Christoper mempertahankan peringkat Overweight untuk sektor otomotif meskipun penjualan otomotif masih melemah. Christoper merekomendasikan untuk trading buy pada PT Astra International Tbk (ASII) dengan target harga Rp 6.050 per saham. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×