kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

MNC Sky buyback obligasi US$ 165 juta


Rabu, 13 November 2013 / 06:20 WIB
MNC Sky buyback obligasi US$ 165 juta
ILUSTRASI. Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang dikembangkan PT Kencana Energi Lestari Tbk (KEEN).


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY) tampaknya tak mau menanggung beban bunga obligasi yang terlalu tinggi. Perseroan ini melalui anak usahanya, Aerospace Satellite Corporation Holding B.V (ASCH), akan membeli kembali (buyback) obligasi dollar senilai US$ 165 juta.

Direktur MSKY Effendi Budiman mengatakan, surat utang itu memiliki bunga 12,75% per tahun dan baru akan jatuh tempo pada 2015. Namun, ASCH memiliki opsi membeli kembali obligasi tersebut sebelum tanggal jatuh tempo. Buyback itu akan dilakukan pada 12 Desember 2013 atas seluruh surat utang.

Effendi mengatakan, harga buyback obligasi ini 106,37. Alhasil, dana yang akan dikeluarkan MNC Sky untuk aksi korporasi ini sebesar US$ 175,51 juta. Pembayaran di atas pokok obligasi menjadi aturan dalam perjanjian dengan pemegang obligasi.

Dana buyback itu berasal dari pinjaman sindikasi perbankan maksimal sebesar US$ 250 juta dengan suku bunga LIBOR +4,25 per tahun. Pinjaman bank tersebut dipimpin oleh Deutsche Bank dan Standard Chartered Bank dengan tenor tiga tahun. "Pinjaman itu masih dalam proses, minggu depan akan signing," kata dia, Selasa (12/11).

Effendi mengatakan, refinancing itu dilakukan untuk menghemat beban bunga. Pasalnya, pada saat penerbitan obligasi itu pada 2010, pasar obligasi kurang kompetitif sehingga tanggungan beban bunga MSKY cukup tinggi. "Dengan buyback ini, bisa menghemat beban bunga US$ 10 juta," jelas dia.

MSKY memang harus pandai-pandai mengatur keuangan, terutama utang dalam dollar AS. Soalnya, laba bersih MSKY tergerus cukup besar akibat rugi kurs.

Pada kuartal III-2013, pendapatan MSKY memang tumbuh 29,29% menjadi Rp 2,29 triliun. Namun, MSKY menderita rugi Rp 223,03 miliar. Padahal, pada periode yang sama tahun sebelumnya, MSKY masih laba Rp 26,26 miliar.

Penyebabnya adalah rugi kurs mata uang asing yang naik menjadi Rp 358,98 miliar dari Rp 124,13 miliar. Hal itu membuat kerugian lain-lain bersih melonjak menjadi Rp 379,69 miliar.

Namun, Effendi optimistis, pendapatan MSKY akan tumbuh 33,8% di tahun ini menjadi Rp 3,2 triliun Kemarin, harga MSKY stagnan di Rp 2.150 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×