Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) akan melengkapi reksadana di kelas aset saham offshore dengan produk baru. Berdasarkan pengumuman dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Senin (17/1) MMI mendaftarkan produk reksadana Syariah Mandiri Asia Sharia Equity Dollar.
Aliyahdin Saugi President Director PT Mandiri Manajemen Investasi mengatakan rencana peluncuran reksadana Syariah Mandiri Asia Sharia Equity Dollar adalah di pertengahan tahun 2022.
Sebelumnya, sejak 4 Agustus 2016, MMI sudah meluncurkan reksadana saham syariah offshore, bertajuk Syariah Mandiri Global Sharia Equity Dollar.
Namun, untuk melengkapi reksadana di kelas aset saham offshore, MMI akan berinvestasi pada saham syariah global di negara maju yang fokus di kawasan Asia Pasific kecuali Jepang melalui produk reksadana Syariah Mandiri Asia Sharia Equity Dollar.
MMI menyiapkan strategi yang dapat menangkap kesempatan pertumbuhan ekonomi di emerging market Asia.
Baca Juga: Rencana Penerbitan Surat Utang Perbankan Masih Semarak pada Tahun Ini
Dalam proses pemilihan saham reksadana Syariah Mandiri Asia Sharia Equity Dollar, MMI akan mempertimbangkan tiga faktor. Pertama, harga yang atraktif sekaligus kualitas earnings yang baik (Quality Value). Kedua, perusahaan yang memiliki eksposur pada segmen bisnis yang memiliki prospek pertumbuhan pesat (High Growth).
Ketiga perusahaan dengan story yang unik seperti M&A atau turn-around event (Corporate Event). Pada pengelolaannya, Mandiri Investasi juga berencana untuk menggandeng Manajer Investasi global yang berpengalaman dan memiliki jejak rekan yang baik.
Aliyahdin melihat kedua produk reksadana offshore tersebut dapat mengkomplimen satu sama lain dan menjadi pilihan solusi investasi dan sarana diversifikasi. Reksadana ini cocok bagi investor dengan profil risiko agresif yang memiliki dana investasi dalam denominasi dollar AS.
Secara fundamental, Aliyahdin memproyeksikan kinerja reksadana saham offshore masih akan kuat sejalan dengan normalisasi ekonomi dan peningkatan permintaan barang dan jasa diberbagai sektor.
Sebaliknya, koreksi pasar saham yang terjadi saat ini dapat dijadikan kesempatan bagi investor untuk mendapatkan saham-saham global di harga yang lebih menarik.
Sementara itu, tantangan dari pengetatan kebijakan moneter Aliyahdin katakan wajar jika menimbulkan volatilitas. "Kami menganjurkan investor untuk menyikapinya secara positif, menghindari panic selling dan tetap berinvestasi dengan orientasi jangka panjang," kata Aliyahdin.
Di sisi lain, Aliyahdin optimistis para pembuat kebijakan akan tetap berusaha agar ekspansi ekonomi yang sudah berjalan dapat dipertahankan sebaik mungkin sebelum resesi berikutnya datang. Dengan prospek pandemi yang akan terus membaik, Aliyahdin melihat pertumbuhan global masih menarik dan akan mendukung kinerja pasar saham di 2022. "Kami percaya bahwa kedua reksadana saham syariah offshore Mandiri akan dapat memberikan kinerja yang baik di tahun ini," kata Aliyahdin.
Baca Juga: Mandiri Investasi Meluncurkan Dua Produk Reksadana Saham Syariah Global
Selain itu, di tengah kondisi monetary tightening global, Aliyahdin melihat terdapat potensi emerging markets terutama Asia untuk dapat mengejar ketertinggalan pertumbuhan atau pemulihan ekonomi.
Secara struktural, pertumbuhan demografi terutama kelas menengah di negara Asia seharusnya dapat menjadi kunci penggerak pertumbuhan konsumsi secara global kedepannya.
Namun, perlu diperhatikan bahwa kedua reksa dana tersebut berasal dari kelas aset saham yang dapat mengalami fluktuasi yang tinggi. Kami menyarankan investor untuk memastikan kesesuaian profil risiko, serta tujuan dan jangka waktu investasi sebelum berinvestasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News