Reporter: Agung Hidayat | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mitrabara Adiperdana Tbk (MBAP) telah menyerap semua dana dari hasil penawaran umum perdana atawa initial public offering (IPO) yang berlangsung di Juli 2014 pada 2017 lalu. Mayoritas dana digunakan untuk pengembangan fasilitas infrastruktur produksi batubara.
Menurut catatan Kontan.co.id, dana hasil IPO tercatat sebesar Rp 159,54 miliar. Untuk pengembangan fasilitas pelabuhan entitas anak saja, perusahaan tersebut sudah menggunakan dana senilai Rp 73,75 miliar.
Chandra Lautan, Corporate Secretary PT Mitrabara Adiperdana Tbk mengatakan, mayoritas produksi batubara MBAP ialah tipe medium kalori dengan kandungan low sulfur. Tipe batubara ini dicari oleh pelaku industri yang negaranya memiliki peraturan ketat lingkungan hidup. "Pembeli kami dari Jepang yang aturan industri negaranya cukup ketat," terangnya usai Rapat Pemegang Umum Saham (RUPS), Selasa (9/1).
Saat ini lokasi tambang MBAP berlokasi di Malinau, Kalimantan Utara dengan memiliki 4-5 pit (terowongan tambang). Kapasitas produksi saat ini mencapai 4 juta ton setiap tahun.
Meski harga batubara di pasar global belakangan ini menggeliat naik, namun Mitrabara belum siap untuk menggenjot produksi dengan menambah alat produksi.
"Kami tidak serta merta bisa tambah peralatan, saat ini kami tetap maintenance yang sudah ada karena harga batubara saat ini masih fluktuatif," urainya.
Sementara itu rencana ekspansi perusahaan ini di bidang kelistrikan, yakni pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBM) berkapasitas 10 megawatt di Malinau, Kalimantan Utara belum juga terealisasi. Chandra mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan kapan bisa memulai proyek tersebut karena saat ini fokus Mitrabara masih pada produksi batubara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News