kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.321.000   -16.000   -0,68%
  • USD/IDR 16.675   65,00   0,39%
  • IDX 8.274   121,80   1,49%
  • KOMPAS100 1.150   20,83   1,85%
  • LQ45 828   21,81   2,70%
  • ISSI 292   3,80   1,32%
  • IDX30 433   11,22   2,66%
  • IDXHIDIV20 495   13,50   2,81%
  • IDX80 128   2,92   2,34%
  • IDXV30 137   2,82   2,10%
  • IDXQ30 138   3,59   2,67%

Miras dilarang, MLBI tahan ekspansi pabrik bir


Senin, 24 Agustus 2015 / 16:36 WIB
Miras dilarang, MLBI tahan ekspansi pabrik bir


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) terpaksa menahan geliat ekspansinya. Produsen minuman beralkohol dengan merek Bintang dan Heineken ini memberhentikan pembangunan pabrik alkoholnya di Sampang Agung, Mojokerto.

"Kami memutuskan untuk menghentikan investasi besar. Keadaannya tidak pasti untuk kami berinvestasi," ucap Direktur Keuangan MLBI, Maarten Hoedemaker, kepada KONTAN, beberapa waktu lalu.

Ia mengatakan, tadinya MLBI berencana menggelontorkan investasi € 40-50 juta di Indonesia. Tahun lalu, MLBI melihat peluang untuk meningkatkan kapasitas pabrik alkohol di Sampang Agung. Namun MLBI menghentikan investasinya karena muncul Peraturan Menteri Perdagangan No.06/M-DAG/PER/1/2015. Permendag tersebut melarang minimarket untuk menjual minuman beralkohol terhitung 16 April.

Akibatnya, serapan belanja modal atau capital expenditure (capex) MLBI di semester pertama hanya digunakan untuk pemeliharaan pabrik dan kemasan produk. Sampai semester pertama, arus kas yang MLBI gunakan untuk investasi hanya Rp 32,27 miliar. Sedangkan di periode yang sama tahun lalu, MLBI menggelontorkan arus kas untuk investasi senilai Rp 300,33 miliar.

Adapun saat ini, MLBI memiliki 2 pabrik minuman beralkohol di Tangerang dan Sampang Agung. Selain itu, MLBI juga mempunyai satu pabrik minuman non-alkohol. Maarten bilang, MLBI berinvestasi sekitar € 10 juta untuk pabrik minuman dengan merek Green Sands dan Bintang Zero. Tahun lalu, MLBI membangun pabrik dengan kapasitas 500.000 hektoliter per tahun, di Sampang Agung.

Maarten mengatakan, MLBI akan mendiversifikasi portfolio bisnis dengan menggenjot inovasi. Menurutnya, inovasi tersebut dapat berupa jenis atau merek dagang baru. Pada semester pertama, minuman non-alkohol menyumbang 10% terhadap pendapatan MLBI. Lalu dengan inovasi di minuman non-alkohol, ia memperkirakan porsi pendapatannya dapat berubah.

MLBI mengantongi laba Rp 179,56 miliar di semester pertama. Angka tersebut merosot 48,43% dari Rp 348,21 miliar di semester pertama tahun lalu. Sementara pendapatannya turun 20,89% dari Rp 1,34 triliun menjadi Rp 1,06 triliun.
 
Juli lalu, MLBI memperoleh pinjaman senilai Rp 500 miliar dari pihak berelasi Mouterij Albert N.V. Marteen mengatakan, pinjaman tersebut digunakan untuk melakukan pembiayaan kembali atau refinancing pinjaman jangka pendek senilai Rp 725 miliar dari Citibank dan Bank Rabobank International Indonesia.

"Jadi kita mengubah pendanaan eksternal menjadi pendanaan antarperusahaan. Ini lebih murah," tandas Maarten.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×