kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Minyak kembali sentuh level US$ 50 per barel


Rabu, 22 Juni 2016 / 15:08 WIB
Minyak kembali sentuh level US$ 50 per barel


Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Setelah bergerak menukik beberapa waktu terakhir, akhirnya harga minyak mentah WTI berhasil mendapatkan tenaganya kembali dan tembus level US$ 50 per barel.

Mengutip Bloomberg, Rabu (22/6) pukul 14.37 WIB harga minyak mentah WTI kontrak pengiriman Agustus 2016 di New York Mercantile Exchange terbang 0,96% ke level US$ 50,33 per barel dibanding hari sebelumnya.

Ini setelah American Petroleum Institute merilis data cadangan minyak AS mingguan turun 5,2 juta barel pekan lalu. Sementara pasar kini sedang menanti rilis data dari pemerintahan AS melalui Energy Information Administrations yang diprediksi akan turun 1,5 juta barel sekaligus merupakan penurunan dalam lima pekan beruntun.

Dukungan lainnya bagi harga juga datang dari pertemuan antara pemerintahan Nigeria dan para demonstran militan yang belum kunjung mencapai kesepakatan. Jika nantinya pertemuan ini gagal mencapai kesepakatan maka produksi minyak Nigeria akan terus diganggu oleh para demonstran.

“Harga minyak punya peluang untuk bergerak di kisaran US$ 45 – US$ 50 per barel untuk jangka pendek ini,” duga David Lennox, Analyst Fat Prophets di Sydney seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (22/6).

Walau permintaan belum terlihat naik namun stok sudah menunjukkan penurunan lagi, artinya ada celah bagi harga minyak WTI untuk rally sesaat.

Tambahan dukungan bagi harga minyak datang dari laporan stok di Cushing, Oklahoma, pelabuhan minyak terbesar AS yang turun 1,3 juta barel. Tentunya faktor positif dari AS ini cukup mampu menopang pergerakan harga minyak di tengah tingginya ketidakpastian pasar akan referendum Brexit besok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×