kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Minyak ditutup ke bawah US$ 70, kesepakatan OPEC+ dan lonjakan Covid-19 jadi pemberat


Selasa, 20 Juli 2021 / 06:28 WIB
Minyak ditutup ke bawah US$ 70, kesepakatan OPEC+ dan lonjakan Covid-19 jadi pemberat
ILUSTRASI. Harga minyak mentah ditutup anjlok lebih dari 6% dan bertengger ke bawah US$ 70 per barel lagi


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak jatuh US$ 5 per barel pada perdagangan awal pekan ini dan menutup hari terburuknya sejak Maret 2020. Koreksi terjadi setelah kesepakatan OPEC+ untuk meningkatkan produksi memicu kekhawatiran surplus karena di saat yang sama infeksi Covid-19 meningkat dan mengancam permintaan.

Senin (19/7), harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman September 2021 ditutup ambles US$ 4,97 atau 6,8% ke level US$ 68,62 per barel.

Setali tiga uang, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Agustus 2021, ditutup anjlok US$ 5,39 atau 7,5% ke US$ 66,42 per barel. Sedangkan harga WTI untuk kontrak pengiriman September 2021 menetap di US$ 66,35 per barel, turun US$ 5,21.

Pemulihan minyak mentah selama setahun telah terhenti selama dua minggu terakhir karena prospek pasokan baru yang merusak harga untuk terkerek lebih tinggi. Di saat yang sama, varian Delta dari virus corona yang menyebar ke seluruh dunia, memicu kenaikan 70% dalam infeksi Amerika Serikat (AS) pada minggu lalu, membuat investor keluar dari aset berisiko. 

Masih belum jelas bagaimana varian tersebut akan mempengaruhi permintaan minyak. Konsumsi di AS, konsumen bahan bakar terbesar di dunia, terus menguat dalam beberapa pekan terakhir. Sedangkan dari India, importir terbesar ketiga, telah mengurangi impor karena kelebihan pasokan dan kekhawatiran berkurangnya permintaan.

"Pasar sangat terpaku pada potensi meledaknya varian Delta," kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group di Chicago. 

Sebelumnya, OPEC+ berhasil mencapai kompromi pada hari Minggu (18/7) untuk meningkatkan pasokan minyak dari Agustus untuk mendinginkan harga, yang telah mencapai level tertinggi bulan ini dalam lebih dari dua tahun.

Baca Juga: Harga minyak turun setelah OPEC+ mencapai kesepakatan peningkatan produksi

"Kami masih menghadapi defisit yang signifikan dalam hal pasokan versus permintaan, tetapi untuk saat ini, tambahan pasokan minyak dipandang cukup untuk mengempis dan menghentikan reli baru-baru ini," kata John Kilduff, Partner di Again Capital di New York.

Mengingat volume perdagangan yang lebih berat - aksi jual meningkat 167% pada perdagangan berjangka Brent, kata Kilduff. "Di sisi benar-benar terlihat seperti likuidasi spekulatif."

Beberapa bank besar berpendapat, pasar akan terus reli, dengan Goldman Sachs mengulangi pada hari Senin bahwa pihaknya melihat lebih banyak kenaikan di masa depan. Dikatakan perjanjian OPEC sejalan dengan pandangannya bahwa produsen "harus fokus pada mempertahankan pasar fisik yang ketat sambil membimbing untuk kapasitas masa depan yang lebih tinggi dan mengurangi investasi yang bersaing."

Namun, kesepakatan OPEC menghilangkan lebih banyak pembatasan pasokan yang telah menjadi landasan pasar selama setahun. Saat ini, OPEC+ menahan sekitar 5,8 juta barel minyak mentah per hari dari pasar, angka yang akan turun 2 juta barel per hari pada akhir tahun.

"Jangka panjang, kapasitas produksi gratis dan tambahan dari negara-negara OPEC+ adalah alasan utama mengapa kami melihat minyak bergerak lebih rendah lagi," kata analis Julius Baer, ​​Carsten Menke.

Selanjutnya: Wall Street ambles, kekhawatiran lonjakan baru Covid-19 picu aksi jual besar-besaran

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×