kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.205   64,04   0,90%
  • KOMPAS100 1.107   12,22   1,12%
  • LQ45 878   12,25   1,41%
  • ISSI 221   1,22   0,55%
  • IDX30 449   6,60   1,49%
  • IDXHIDIV20 540   5,96   1,12%
  • IDX80 127   1,50   1,19%
  • IDXV30 135   0,68   0,51%
  • IDXQ30 149   1,81   1,23%

Minimalisir kerugian, berikut strategi PT Acset Indonusa Tbk (ACST) kejar target 2019


Kamis, 13 Juni 2019 / 15:08 WIB
Minimalisir kerugian, berikut strategi PT Acset Indonusa Tbk (ACST) kejar target 2019


Reporter: Amalia Fitri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Acset Indonusa Tbk (ACST) tahun ini fokus mengejar proyek infrastruktur yang beberapa di antaranya mengalami kemunduran pelaksanaan tender pada 2018.

Maria Cesilia, sekretaris perusahaan PT Acset Indonusa Tbk menuturkan, pada 2018 ACST masih belum mencapai target kontrak yang ditetapkan sebesar Rp 10 triliun.

"Pada 2018, kami baru mendapatkan kontrak senilai Rp 1,6 triliun. Angka tersebut jauh dari target kontrak 2018 yang dipatok Rp 10 triliun. Hal ini disebabkan karena proyek-proyek yang diincar pada 2018 mengalami kemunduran proses pengerjaan," tuturnya kepada Kontan.co.id, Kamis (13/6).

Lebih lanjut, pada kuartal I 2019, perusahaan yang melantai di Bursa Efek Indonesia sejak 2013 ini, baru dapat mencapai nilai kontrak Rp 1,4 triliun dari besaran target Rp 15 triliun.

Dengan demikian, untuk meminimalisir kerugian serupa, tahun ini pihaknya hanya akan mengejar proyek pembangunan yang dapat dilakukan sesuai kemampuan.

Maria melanjutkan, ACST saat ini sedang mengincar pengerjaan proyek jalan tol layang Cikunir—Ulujami.

Pembangunan jalan tol tersebut, dibawahi oleh konsorsium beberapa emiten konstruksi seperti, ACST, PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Nusantara Infrastructure Tbk. (META), dan PT Triputra Utama Selaras. Proyek pembangunan ini, diproyeksi menelan biaya investasi sebesar Rp 22,5 triliun.

"Sementara itu, saat ini proyek terbaru, terbesar kami, dan sedang dilaksanakan adalah proyek EPC (Engineering Procurement Construction) untuk powerplant di daerah Karimun," lanjut Maria.

Proyek powerplant ini merupakan salah satu strategi ACST menjajal proyek pembangunan pembangkit listrik. Proyek ini dinilai potensial karena vitalnya kebutuhan berbagai daerah terhadap sumber energi listrik.

Selain itu, perusahaan menyiapkan anggaran belanja modal sebesar Rp 140 miliar yang didapat dari beberapa mitra tahun ini. ACST akan menggunakannya untuk pembelian alat proyek.

"Tahun ini, tentunya kami mengharapkan bisa mendapatkan lebih banyak proyek yang bisa didapatkan, termasuk beberapa proyek yang tendernya mundur dari tahun lalu," pungkas Maria.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×