Reporter: Grace Olivia | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak awal tahun, pelemahan harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) tampak tak kunjung reda. Minimnya sentimen positif yang menopang harga membuat harga komoditas perkebunan ini diproyeksi masih akan terbeban hingga pengujung tahun.
Di Bursa Perdagangan Derivatif Malaysia, harga CPO kontrak teraktif saat ini terus tenggelam mencapai level terendahnya sejak 2016 silam. Meningkatnya tingkat produksi dan cadangan yang tidak sejalan dengan tingkat ekspor membuat harga kian tertekan.
Selain itu, analis Monex Investindo Futures Faisyal menambahkan, jatuhnya harga CPO di akhir pekan lalu juga dipicu oleh harga minyak mentah dunia yang terkoreksi tajam. "Pulihnya ekspor minyak di Libya membuat harga minyak turun dan menjadi katalis negatif bagi CPO," ujar Faisyal, Jumat (13/7).
Dari sisi teknikal, Deddy Yusuf Siregar, analis Asia Tradepoint Futures menyebutkan, sejatinya masih meyakini harga CPO berpotensi mengalami rebound. "Selama masih bergerak di kisaran RM 2.000 - RM 2.150," katanya, Jumat (13/7).
Namun, untuk perdagangan besok, Senin (16/7), Deddy melihat indikator teknikal masih memberi sinyal pelemahan pada harga CPO. Pasalnya, harga saat ini masih bergulir di bawah garis moving average (MA) 50, 100, maupun 200. Begitu pun dengan indikator moving average convergence divergence (MACD) yang bergerak di area negatif.
Sementara, indikator RSI dan stochastic masing-masing berada di level 22 dan 16. Ini mengindikasikan harga CPO masih berpotensi lanjut melemah.
Atas dasar itu, Deddy memproyeksikan, awal pekan ini harga CPO akan kembali turun dalam rentang RM 2.130 - RM 2.150 per metrik. Sepekan ke depan, prediksinya harga berada di kisaran RM 2.100 - RM 2.200 per metrik ton.
Senada, Faisyal juga memperkirakan harga CPO masih akan melanjutkan pelemahan dan bergerak dalam rentang RM 2.120 - RM 2.160 per metrik ton untuk Senin besok. Sepekan ke depan, harga diprediksi akan berada di kisaran RM 2.060 - RM 2.200 per metrik ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News