Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Tekanan yang cukup tajam pada rupiah masih bisa berlanjut pada pekan depan. Pasalnya, minim katalis dari dalam negeri.
Di pasar spot, Jumat (11/11), nilai tukar rupiah melemah 1,86% dibanding hari sebelumnya ke level Rp 13.383 per dollar AS. Dalam sepekan terakhir, rupiah tercatat melemah 2,4%.
Analis PT Bank Negara Indonesia, Trian Fatria menjelaskan, pelemahan rupiah di akhir pekan ini didominasi pengaruh global. Pelaku pasar memprediksi kemenangan Donald Trump sebagai presiden AS akan mempengaruhi negara-negara berkembang. Trump dikhawatirkan akan membatasi ekspor negara berkembang ke AS.
"Sehingga pelaku pasar cenderung keluar dari emerging market, tercermin dari beberapa instrumen keuangan dalam negeri mengalami koreksi," ujarnya.
Namun, BI berhasil menstabilkan nilai tukar rupiah dengan melakukan intervensi sehingga pelemahan tajam dapat dimimalisir.
Trian menduga, langkah rupiah dalam sepekan ke depan akan cenderung terbatas di tengah minimnya katalis positif dari dalam negeri. Angka neraca pembayaran kuartal III-2016 yang mencatat kenaikan surplus dengan penurunan defisit transaksi berjalan belum mampu menopang rupiah.
Di sisi lain, isu pergantian presiden AS dengan kebijakan-kebijakan baru akan terus mempengaruhi dollar AS. Pekan depan, AS juga akan merilis sejumlah data ekonomi seperti penjualan ritel, inflasi hingga testimoni Gubernur The Fed, Janet Yellen. "BI diprediksi akan selalu hadir di pasar untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah," kata anjut Trian.
Prediksi Trian, rupiah pekan depan akan kembali melemah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News