Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah akan kembali menggelar lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk pada Selasa (19/10). Pada lelang kali ini, pemerintah memasang target indikatif sebesar Rp 5 triliun.
Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto memperkirakan akan ada penurunan minat pada lelang sukuk Selasa (19/10). Menurutnya, kondisi pasar saat ini memang cukup tertekan lantaran pelaku pasar dalam posisi wait and see menantikan implementasi tapering dan pergerakan yield US Treasury yang cukup volatile.
“Apalagi pemerintah juga terus menurunkan target serapan sukuk, sehingga berdampak juga terhadap minat investor baik di pasar primer maupun sekunder,” kata Ramdhan kepada Kontan.co.id, Jumat (15/10).
Lebih lanjut, Ramdhan memproyeksikan jumlah penawaran yang masuk akan jauh lebih kecil dibanding lelang sukuk sebelumnya (5/10) yang sebesar Rp 46,06 triliun.
Baca Juga: Pemerintah akan gelar lelang sukuk pada Selasa (19/10), target indikatif Rp 5 triliun
Ia memperkirakan, pada lelang Selasa (19/10) jumlah penawaran yang masuk akan sebesar Rp 25 triliun.
Ramdhan menilai, seri pendek-menengah berpotensi jadi incaran para peserta lelang seiring dengan potensi ketidakstabilan yang ada terjadi di eksternal. Dengan yield seri pendek-menengah yang minim volatilitas harga dan perubahan yield, maka akan jadi primadona.
Ia meyakini kelompok perbankan masih akan menjadi peserta lelang yang masih akan mendominasi pada lelang tersebut seiring likuiditas mereka yang masih melimpah. Sementara dari segi yield, menurutnya pergerakannya akan cukup sideways seiring posisi investor yang wait and see.
“Terkait tapering, sejauh ini pelaku pasar juga sudah priced-in kecuali nantinya ada perubahan sentimen baru. Jika hal tersebut terjadi, dampaknya akan cenderung jangka pendek,” tutup Ramdhan.
Selanjutnya: Pemerintah Tak Agresif, Peminat Lelang Sukuk Akan Menurun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News