kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Minat investor dalam lelang sukuk (23/2) berpotensi turun, ini penyebabnya


Senin, 22 Februari 2021 / 06:15 WIB
Minat investor dalam lelang sukuk (23/2) berpotensi turun, ini penyebabnya


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Minat investor dalam lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) alias sukuk yang digelar pada Selasa (23/2) diperkirakan akan turun. Sentimen eksternal berupa kenaikan yield US Treasury dinilai akan membuat investor menahan diri untuk masuk pada lelang tersebut.

Dalam lelang tersebut, pemerintah memasang target indikatif sebesar Rp 12 triliun. Adapun, pada lelang SBSN sebelumnya (9/2), jumlah penawaran yang masuk hanya Rp 26,11 triliun. 

Head of Fixed Income Trimegah Asset Management Darma Yudha menilai investor belum akan ramai masuk ke lelang SBSN besok. Ia melihat, permintaan terhadap obligasi Indonesia saat ini cenderung tertekan.

"Lelang SBN terakhir juga mengalami penurunan, untuk SBSN juga akan serupa. Yield US Treasury kemungkinan masih akan naik dan ini akan menekan yield obligasi kita," terang Yudha ketika dihubungi Kontan.co.id, Minggu (21/2).

Oleh karena itu, Yudha memproyeksikan jumlah penawaran ya g masuk akan turun jika dibandingkan hasil lelang SBSN terakhir.

Baca Juga: Pemerintah akan melelang enam seri sukuk pada Selasa (23/2), ini daftarnya

Kendati demikian, secara jangka panjang, yield Indonesia masih akan bisa turun. Apalagi, Bank Indonesia baru saja memangkas suku bunga acuan menjadi 3,5% pada pekan lalu. 

Dengan tren suku bunga yang rendah, BI kemungkinan tidak akan memangkas suku bunga lagi, stimulus AS bisa segera disahkan, Yudha meyakini prospek obligasi Indonesia masih akan tetap menarik ke depannya.

Ditambah lagi, dari dalam negeri, Yudha melihat sentimennya positif. Mulai dari inflasi yang terjaga, data ekonomi cukup solid, hingga proses vaksinasi yang diharapkan bisa segera menunjukkan hasilnya.

Dengan ketidakpastian yang masih cukup tinggi, Yudha memproyeksikan seri-seri bertenor pendek akan menjadi incaran peserta.

"Investor pastinya akan menghindari volatilitas yang tinggi di tengah situasi saat ini, sehingga seri-seri primadona akan jadi yang paling diburu," pungkas Yudha.

Selanjutnya: BEI kantongi 10 obligasi korporasi dalam pipeline, nilainya Rp 10,5 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×