Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) optimistis dapat mencetak kinerja positif pada bisnis ritel di tahun 2024.
Dari sisi pendapatan, MIDI menargetkan pertumbuhan pendapatan konsolidasian sebesar 11%. Di mana, target SSSG untuk Alfamidi adalah naik 6%.
Dari sisi pengembangan gerai, MIDI merencanakan untuk membuka 200 gerai baru Alfamidi di tahun depan.
"Melalui perencanaan yang matang, MIDI berharap dapat menghadirkan layanan ritel berkualitas guna memenuhi kebutuhan pelanggan dan memberikan yang terbaik kepada seluruh stakeholders," kata manajemen MIDI dalam keterangan resminya, Rabu (20/12).
Baca Juga: Laba Midi Utama (MIDI) Naik 26,48% Jadi Rp 390 Miliar pada Kuartal III-2023
Terkait format convenience store Lawson, yang hampir 11 tahun stagnan, MIDI terus membuat strategi baru untuk tahun 2024 mendatang. Salah satunya, merencanakan untuk membuka 250 gerai baru Lawson yang terdiri dari 50 gerai format stand-alone dan 200 gerai format store-in-store.
"MIDI teta berkomitmen untuk mengembangkan gerai Lawson dan percaya akan potensi Lawson convenience store di Indonesia," paparnya.
Namun di sisi lain, MIDI juga harus menerapkan prinsip kehati-hatian (prudent) dalam pemilihan lokasi gerai untuk menjaga keseimbangan antara kuantitas dan kualitas, memprioritaskan profitabilitas karena suatu gerai baru Lawson memerlukan waktu sekitar tiga tahun untuk mencapai periode payback.
Untuk mendukung pengembangan gerai, MIDI merencanakan untuk merelokasi operasional dua gudang yang disewa di provinsi Sulawesi Utara dan Sulawesi Tenggara ke gudang baru milik MIDI pada provinsi yang sama, yang direncanakan akan beroperasi masing-masing pada kuartal II dan kuartal IV.
Gudang baru tersebut akan menambah kapasitas normal menjadi 310 gerai. Dengan penambahan kapasitas ini, diharapkan gerai yang dipasok oleh gudang tersebut bisa menjual lebih banyak jenis produk terutama produk makanan segar sehingga diharapkan bisa meningkatkan penjualan dan margin.
Adapun terkait dengan belanja modal (capital expenditure), kebutuhan tahun depan diproyeksikan berkisar Rp 1,4 triliun, yang pendanaannya akan berasal dari internal kas MIDI dan dana dari hasil penerbitan saham baru (right issue) tahun 2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News