kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.777   18,00   0,11%
  • IDX 7.480   0,54   0,01%
  • KOMPAS100 1.157   2,51   0,22%
  • LQ45 918   4,40   0,48%
  • ISSI 226   -0,78   -0,35%
  • IDX30 474   2,88   0,61%
  • IDXHIDIV20 571   3,56   0,63%
  • IDX80 132   0,52   0,39%
  • IDXV30 140   1,17   0,84%
  • IDXQ30 158   0,64   0,41%

MI sebut obligasi berkelanjutan AP II senilai Rp 750 miliar, menarik


Kamis, 13 Desember 2018 / 19:10 WIB
MI sebut obligasi berkelanjutan AP II senilai Rp 750 miliar, menarik
Pencatatan Obligasi Angkasa Pura II di BEI


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Angkasa Pura II resmi mencatatkan obligasi berkelanjutan I tahap I Tahun 2018 di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (13/12). Nilai obligasi tersebut mencapai Rp 750 miliar.

Direktur Keuangan Angkasa Pura II Andra Y. Agussalam mengatakan, obligasi ini mengalami oversubscribed 3 kali.

Obligasi berkelanjutan I tahap I Tahun 2018 ini terbagi menjadi dua seri. Pertama, seri A senilai Rp 200 miliar dengan tenor tiga tahun menawarkan bunga sebesar 8,65% per tahun.

Kedua, seri B yang bernilai Rp 550 miliar dengan tenor lima tahun menawarkan bunga 8,95% per tahun. Bunga obligasi akan dibayarkan setiap tiga bulan sesuai dengan tanggal pembayaran masing-masing bunga obligasi.

Presiden Direktur PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin mengatakan, dana hasil obligasi ini akan dipergunakan untuk memaksimalkan pembangunan dan pengembangan infrastruktur bandara-bandara yang dikelola Angkasa Pura II.

Hingga saat ini, Angkasa Pura II mengelola 15 bandar udara yang mayoritas berada di wilayah Barat Indonesia. Dalam pipeline AP II akan mengelola 5 bandar udara baru, sehingga di tahun depan total bandar udara yang AP II kelola berjumlah 20 bandar udara dan meluas ke wilayah Indoensia Timur.

AP II akan mendapat penugasan untuk mengelola empat bandara yang sebelumnya dikelola Kementerian Perhubungan. Keempat bandara tersebut, yakni Bandar Udara Tjilik Riwut Palangkaraya, Bandar Udara Fatmawati Soekarno di Bengkulu, Bandara Radin Inten Lampung dan Bandara H.A.S Hanandjoeddin di Belitung.

Andra menambahkan obligasi berkelanjutan ini juga dialokasikan untuk kebutuhan capex di tahun ini yang sebesar Rp 8,5 triliun. "Kebutuhan capex rencananya akan kami kombinasikan dengan commercial loan yang kami sudah dapat komitmen sebesar Rp 5,5 triliun dan sebesar Rp 3 triliun akan kami penuhi melalui penawaran umum berkelanjutan (PUB) obligasi dalam waktu dua tahun ke depan," kata Andra.

Mengenai rencana penerbitan obligasi di tahun depan, Andra mengatakan masih akan melihat perkembangan proyek yang akan dikerjakan perusahaan. Di tahun depan AP II belum memiliki obligasi yang yang jatuh tempo sehingga bisa fleksibel mengeluarkan obligasi sambil melihat kebutuhannya.

"Kami berusaha mengatur dana secara efektif sehingga tidak menjadi dana idle," kata Andra.

Dalam aksi korporasi ini, AP II menunjuk PT Bahana Sekuritas, PT BNI Sekuritas, PT Danareksa Sekuritasm dan PT Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi obligasi atau underwriter. Penerbitan obligasi ini merupakan bagian dari obligasi berkelanjutan I Angkasa Pura II dengan target penghimpunan dana maksimal sebesar Rp 3 triliun hingga dua tahun ke depan. Instrumen ini mendapatkan rating AAA dari Pefindo.

Eric Sutedja, Head of Fixed Income Fund Manager Prospera Asset Management mengatakan kupon sebesar 8,65% dengan tenor tiga tahun dan rating AAA menarik untuk dikoleksi. Apalagi, penerbit obligasi merupakan perusahaan BUMN yang bergerak di bidang infrastruktur.

"Pengalaman perusahaan BUMN di sektor infrastruktur selalu mendapat demand yang besar dari pelaku pasar, ini menarik," kata Eric, Kamis (13/12).

Eric memberi gambaran, kupon Surat Utang Negara (SUN) tenor tiga tahun berada di sekitar 7,5%, jika dihitung tenor SUN tersebut memiliki spread 1,3%. Maka kupon ditambah spread untuk SUN tenor tiga tahun bunganya menjadi sekitar 8,8%.

Memang masih lebih tinggi SUN, tetapi Eric menilai obligasi AP II masih menarik karena merupakan perusahaan BUMN dan memiliki rating AAA.

Melihat minat investor dalam negeri yang positif terhadap obligasi korporasi BUMN yang bergerak di sektor infrastruktur, dalam jangka waktu dekat, Andra mengatakan belum mempertimbangkan untuk menerbitkan global bond.

"Dalam negeri minat masih bagus dengan bunga yang menarik kita masih memiliki kesempatan, selain itu infrastruktur memiliki nafas investasi jangka panjang sehingga investor lebih tertarik dan merasa aman," kata Andra.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×