Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten properti PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) sudah berhasil mengantongi marketing sales atawa pra penjualan sebesar Rp 438 miliar.
Asal tahu saja, MTLA menargetkan marketing sales sebesar Rp 1,9 triliun di tahun ini.
"Kami sudah mencapai marketing sales 23% dari yang ditargetkan di angka Rp 1,9 triliun," kata Direktur MTLA Olivia Surodjo kepada Kontan, beberapa waktu yang lalu.
Walau berniat untuk mengerek marketing sales di tahun ini, MTLA menegaskan tidak akan mengeluarkan produk rumah tapak di harga kisaran Rp 270 juta hingga Rp 500 juta khusus untuk menarik milenial.
Olivia bilang, MTLA lebih memilih menggunakan strategi dengan menyediakan promo hingga hadiah langsung untuk menarik minat milenial membeli rumah.
"Target market produk MTLA mayoritas adalah first home buyer dengan segmen menengah menengah hingga menengah atas tergantung lokasi. Untuk harga jual dalam terendah saat ini ada di Metland Cikarang dan Metland Cileungsi. Adapun harga jual di Metland Cikarang dan Metland Cileungsi mulai di Rp 400 jutaan ke atas," ujarnya kepada Kontan belum lama ini.
Baca Juga: Metropolitan Land (MTLA) Bukukan Laba Bersih Rp 417,6 Miliar Sepanjang Tahun 2023
Lebih lanjut, strategi untuk menggaet milenial maupun first time buyer dilakukan MTLA dengan menghadirkan produk compact yang nantinya bisa dikembangkan menjadi ruang-ruang tambahan atau rumah 2 lantai dengan sisa lahan yang bisa dimanfaatkan kemudian hari, memberikan promo-promo menarik hingga gimmick hadiah langsung.
Tahun ini, MTLA mengagendakan untuk mengeluarkan produk terbaru seperti, Metland Cyber Puri yang baru saja menyiapkan produk cluster South Tresor, dan proyek-proyek yang akan mengeluarkan produk baru seperti Metland Cikarang, Metland Cibitung maupun Metland Transyogi Cibubur
Di sisi lain, MTLA juga menyebut pelemahan rupiah ke level Rp 16.200 per dolar Amerika Serikat (AS) tidak terlalu signifikan terhadap penjualan perusahaan.
Olivia berkata, dampak baru akan terasa jika membangun properti baru dan menggunakan material yang diimpor. di luar hal itu, ia mengatakan dampak tersebut tidak terlalu berefek pada penjualan dan kinerja MTLA.
"Dari sisi demand, karena target pembelian produk Metland mayoritas adalah first home buyer maka efeknya juga tidak terlalu signifikan. Bagi konsumen properti investasi, kenaikan dolar AS bisa menjadi alternatif investasi namun bukan menjadi target utama Metland," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News