kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Metropolitan Kentjana siapkan Rp 500 miliar untuk belanja lahan tahun ini


Kamis, 26 April 2018 / 19:35 WIB
Metropolitan Kentjana siapkan Rp 500 miliar untuk belanja lahan tahun ini
ILUSTRASI. Pondok Indah Mall - MKPI


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Metropolitan Kentjana Tbk (MKPI) mulai membidik lahan baru di Jakarta dan sekitarnya sembari terus mengembangkan kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan. Tahun ini, perusahaan properti ini akan menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) Rp 500 miliar untuk akuisisi lahan.

Husin Widjajakusuma, President Director Metropolitan Kentjana Tbk mengatakan, pihaknya saat ini sedang melakukan proses penjajakan pembelian lahan di beberapa titik di Jabodetabek dengan jumlah lahan sekitar 50 hektare (ha). "Ada beberapa titik yang kami lirik. Satu titik ada yang kurang dari 10 ha, dan ada titik lain yang lebih dari 10 ha," ungkap Husin di Jakarta, Kamis (26/4).

Dalam menambah lahan baru, Metropolitan Kentjana lebih tertarik untuk masuk ke wilayah barat dan selatan Jakarta. Sedangkan kawasan timur menurut Husin kurang memiliki prospek. 

Dalam pengembangan ke lokasi-lokasi baru nantinya, perusahaan masih akan fokus melakukan pengembangan segmen menengah ke atas.

Rencananya, untuk lahan-lahan yang luasnya cenderung kecil akan dikembangkan menjadi kawasan perumahan. Sedangkan lahan yang jumlahnya cukup luas akan dikembangkan menjadi kawasan terpadu atau mixed use seperti Pondok Indah.

Sementara tahun ini, MKPI akan melakukan pengembangan proyek baru berupa Townhouse di area Tanah Ara, Pondok Pinang seluas 2 hektare (ha). Di sana akan dibangun sebanyak 39 unit rumah dengan segmen atas. Proyek ini akan dipasarkan sebelum akhir tahun.

Proyek townhouse itu akan menelan investasi termasuk untuk infrastruktur sekitar Rp 30 miliar. "Walaupun unitnya tidak banyak tetapi investasinya lumayan karena butuh pengembangan infrastruktur. Ini lokasinya dengan dengan rumah kampung sehingga harus dibangun dengan baik agar lebih aman dan nyaman," jelas Husin.

Adapun di Pondok Indah, MKPI saat ini masih memiliki landbank sekitar 15 ha-20 ha. Saat ini, perusahaan sedang fokus melanjutkan pembangunan proyek Pondok Indah Mall 3 dan office tower, serta Pondok Indah Hotel dan Service Apartemen.

Setelah dua proyek itu rampung, ke depan MKPI akan fokus melakukan pengembangan gedung perkantoran di kawasan tersebut. Sebab apartemen menurut Husin di sekitar Pondok Indah sudah cukup banyak.

Progres pembangunan Pondok Indah Mall 3 dan perkantoran saat ini sudah mau masuk tahap pembangunan struktur. Proyek yang memakan investasi Rp 2,4 triliun ini ditargetkan akan rampung pada tahun 2020. Tahun ini, MKPI menyiapkan capex untuk proyek ini sekitar 30% dari total investasi.

Sebelumnya, Jeffri Tanudjaja, Wakil Presiden Direktur MKPI mengatakan, tahun ini pihaknya menyiapkan capex Rp 1,8 triliun untuk melakukan pengembangan proyek recurring income. Capex tersebut masih akan mengandalkan kas internal perusahaan dan belum berencana untuk melakukan aksi korporasi.

Untuk penjualan properti, MKPI tidak menargetkan marketing sales secara agresif. Perusahaan hanya menargetkan penjualan 60 unit -100 unit apartemen di Pondok Indah dengan harga sekitar Rp 8 miliar -Rp 9 miliar per unit. "Kami tidak agresif memasang target karena memang pasar properti untuk segmen atas masih belum terlalu baik," kata Husin.

Selain stok apartemen, MKPI juga akan mengadalkan penjualan dari proyek Townhouse Amala sebanyak 26 unit yang sudah dipasarkan pada kuartal I-2018.

Sejalan dengan target marketing sales yang tidak besar, pengembang Pondok Indah ini menetapkan target pendapatan dan laba bersih lebih rendah dari tahun lalu. MKPI mematok pendapatan sebesar Rp 2,4 triliun dan laba bersih Rp 950 miliar. Sekitar 60% pendapatan itu akan disumbang dari recurring income.

Seperti diketahui, MKPI tahun 2017 mencatatkan laba bersih sebesar Rp 1,193 triliun, stagnan dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara pendapatan dan penjualan MKPI mencapai Rp 2,54 triliun, turun 0,7% dari pencapaian tahun sebelumnya yaitu dari Rp 2,56 triliun.

Tahun 2017, pendapatan recurring income diperoleh dari sewa yang menyumbang porsi 46,2% atau sebesar Rp 1,17 triliun, naik 0,8% dari Rp 1,16 triliun pada tahun sebelumnya. Sementara, pendapatan penjualan mencapai Rp 1,36 triliun atau turun 2,3% dari Rp 1,4 triliun pada tahun 2016.

Pendapatan sewa didapat dari pusat belanja sebesar Rp 759,6 miliar atau naik 3,5% dari Rp 730,9 miliar pada tahun sebelumnya, sewa kantor turun tipis dari Rp 239,8 miliar menjadi Rp 237,8 miliar, sewa apartemen turun dari Rp 158,6 miliar menjadi Rp 143,7 miliar dan sewa tanah naik dari Rp 30,9 miliar jadi Rp 32,9 miliar.

MKPI memutuskan akan membagikan dividen sebesar Rp 349,8 miliar atau 29,3% dari laba bersih tahun 2017. Pembagian dividen itu sudah diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang digelar pada Kamis (26/4)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×