kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.702.000   23.000   1,37%
  • USD/IDR 16.450   -42,00   -0,26%
  • IDX 6.665   119,20   1,82%
  • KOMPAS100 951   16,29   1,74%
  • LQ45 748   15,90   2,17%
  • ISSI 208   3,64   1,78%
  • IDX30 390   8,22   2,16%
  • IDXHIDIV20 467   6,80   1,48%
  • IDX80 108   1,96   1,84%
  • IDXV30 111   0,63   0,57%
  • IDXQ30 128   2,31   1,84%

Meski Tembus ATH Lagi, Investor Diprediksi Masih Bisa Dapat Cuan dari Investasi Emas


Kamis, 06 Februari 2025 / 19:13 WIB
Meski Tembus ATH Lagi, Investor Diprediksi Masih Bisa Dapat Cuan dari Investasi Emas
ILUSTRASI. Petugas memperlihatkan emas yang ditawarkan di The Gade Coffee & Gold by Pegadaian di Jakarta (17/1/2025). Hingga akhir 2024, Pegadaian berhasil mencapai target pertumbuhan produk gadai secara keseluruhan yang meningkat hingga 10%.? (KONTAN/Baihaki)


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketidakpastian masih tinggi mendorong harga emas ke level tertingginya. Meski sudah tinggi, investor dinilai tetap akan memperoleh cuan dari emas lantaran harganya yang diperkirakan masih akan meningkat.

Berdasarkan Trading Economics, harga emas dunia berada di US$ 2.860 per ons troi pada Kamis (6/2) pukul 18.28 WIB. Dalam 24 jam terakhir harganya terkoreksi 0,31%, tetapi masih naik 8% secara bulanan. 

Research & Development Trijaya Pratama Futures Alwi Assegaf mengatakan masih akan tetap menjadi incaran investor di tengah ketidakpastian global. Saat ini, pasar masih diliputi ketidakpastian yang dipicu meningkatnya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Baca Juga: Harga Emas Batangan Antam Pecah Rekor, Investor Disarankan Cicil Beli Emas

Perang dagang berpotensi menimbulkan perlambatan ekonomi global. Sehingga investor masih akan mencari emas sebagai sebagai aset lindung nilai.

Di sisi lain, saat pasar mulai beradaptasi dan ekonomi global mulai pulih dan stabil maka bisa saja pasar mulai beralih dari emas ke aset berisiko.

"Apalagi jika tarif ke Meksiko dan Kanada yang ditunda, walaupun nantinya naik, tetapi dengan jumlah yang lebih kecil, bisa saja meredakan kekhawatiran pasar," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (6/2).

Secara teknikal, Alwi melihat bahwa emas sudah overbought sehingga ada potensi koreksi. Saat ini, support terkuat emas berada di US$ 2.800 per ons troi.

Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo turut berpandangan serupa. Ia menilai jika ekonomi global pulih dan stabil, investor akan beralih dari emas ke aset yang lebih berisiko seperti saham.

Baca Juga: Harga Emas Kembali Menguat, Perang Dagang AS-China Belum Menunjukkan Akhir

"Memprediksi jumlah akan sulit karena bergantung pada berbagai faktor seperti laju pemulihan ekonomi, tingkat inflasi, kekuatan mata uang, dan peristiwa geopolitik. Namun, tren historis menunjukkan bahwa harga emas bisa turun 10%-15% dalam lingkungan ekonomi yang stabil," terangnya.

Walau demikian, kedua analis tetap memberikan pandangan bullish terhadap harga emas. Keduanya memproyeksikan harga logam mulai itu berada di US$ 3.000 per ons troi pada akhir tahun 2025.

Sejalan dengan emas global, harga emas Antam juga diperkirakan masih akan naik. Sutopo memproyeksikan harganya di Rp 1.800.000 gram, sedangkan Alwi di Rp 2.000.000 per gram.

Ini juga didorong pasar yang masih mengekspektasikan pemangkasan suku bunga the Fed sebanyak dua kali pada tahun ini. "Hal tersebut akan menjadi dukungan bagi harga emas," lanjut Alwi.

Baca Juga: Rekomendasi Saham Antam (ANTM) Saat Rekor Tertinggi Harga Emas dan Penjualan

Karenanya, meskipun harga emas sudah tembus level tertingginya, jika investor hendak masuk saat ini masih akan memperoleh gain. Hanya saja, dengan adanya peluang dan risiko tersebut maka Alwi menyarankan untuk masuk dengan mencicil terlebih dahulu.

"Penting juga untuk diingat bahwa proyeksi ini didasarkan pada tren terkini. Kinerja pasar aktual dapat bervariasi karena berbagai faktor," imbuh Sutopo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×