kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meski Pendapatan Naik, Laba Indocement (INTP) Menyusut 48% pada Kuartal I


Senin, 09 Mei 2022 / 16:35 WIB
Meski Pendapatan Naik, Laba Indocement (INTP) Menyusut 48% pada Kuartal I
ILUSTRASI. Fasilitas produksi semen PT?Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP).


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) mengalami penurunan sepanjang tiga bulan pertama 2022. Emiten produsen semen merk Tiga Roda ini membukukan laba bersih senilai Rp 182,55 miliar sepanjang kuartal pertama 2022. 

Jumlah ini menyusut 48,04% dibandingkan dengan laba bersih di periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 351,58 miliar. Alhasil, laba per saham dasar INTP menyusut menjadi Rp 51,59  dari sebelumnya Rp 95,43.

Meski demikian, INTP berhasil meningkatkan kinerja top line-nya. Berdasarkan laporan keuangan di laman Bursa Efek Indonesia, Senin (9/5), INTP membukukan pendapatan senilai Rp 3,55 triliun sepanjang kuartal pertama 2022.  Realisasi ini masih naik 3,4% dari pendapatan periode yang sama tahun lalu

Secara rinci, berdasarkan segmentasi penjualan kepada pihak ketiga di Pulau Jawa mendominasi pendapatan INTP, yakni mencapai Rp 2,67 triliun, disusul pendapatan kepada pihak ketiga di luar Jawa senilai Rp 854,09 miliar. Kemudian, ada pula penjualan kepada pihak berelasi di pasar ekspor senilai Rp 28,50 miliar.

Baca Juga: Jelang Delisting, Bentoel (RMBA) Mencatatkan Laba Rp 4,29 miliar di Kuartal I 2022

Sementara berdasarkan jenis barang, penjualan semen kepada pihak ketiga mendominasi, yakni mencapai Rp 3,23 triliun. Disusul Penjualan beton siap pakai Rp 280,90 miliar, dan penjualan agregat senilai Rp 11,18 miliar.

Meski pendapatan naik tipis, sejumlah beban yang ditanggung INTP juga turut mendaki. Contohnya beban pokok pendapatan yang naik 11,07% menjadi Rp 2,59 triliun dari sebelumnya Rp 2,33 triliun. 

Salah satu komponen yang naik adalah beban bahan bakar dan listrik yang naik 53,12% menjadi Rp 1,42 triliun dari sebelumnya Rp 928,56 miliar.

Jumlah beban usaha juga naik 5,71% menjadi Rp 776,90 miliar dari sebelumnya Rp 735,26 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×