kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.478.000   -4.000   -0,27%
  • USD/IDR 15.685   -195,00   -1,26%
  • IDX 7.504   8,04   0,11%
  • KOMPAS100 1.166   4,61   0,40%
  • LQ45 927   -2,36   -0,25%
  • ISSI 227   1,87   0,83%
  • IDX30 478   -1,88   -0,39%
  • IDXHIDIV20 574   -2,08   -0,36%
  • IDX80 133   0,26   0,20%
  • IDXV30 142   0,64   0,46%
  • IDXQ30 160   -0,33   -0,20%

Meski IPO Lesu, BEI Pertahankan Target Pencatatan Seluruh Instrumen


Minggu, 08 September 2024 / 18:20 WIB
Meski IPO Lesu, BEI Pertahankan Target Pencatatan Seluruh Instrumen
ILUSTRASI. BEI masih mempertahankan target pencatatan efek di seluruh instrumen sampai akhir 2024.


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) masih mempertahankan target pencatatan efek di seluruh instrumen sampai akhir 2024, meski lawatan penawaran umum perdana saham alias Initial Public Offering (IPO) sedang sepi.

Sejak Juli sampai Jumat (6/9), hanya ada tujuh perusahaan yang mencatatkan sahamnya di BEI. Teranyar ada PT Esta Indonesia Tbk (NEST) dan PT Global Sukses Digital (DOSS) yang masing-masing listing pada 8 Agustus dan 7 Agustus 2024. 

Bahkan sepanjang 2024 berjalan ini, tren IPO di pasar modal Indonesia mengalami penyusutan. Per Jumat (6/9), jumlah emiten baru hanya mencapai 34 perusahaan atau turun 62% dari capaian 2023 sebesar 79 emiten. 

Penghimpunan dana dari hajatan IPO juga turun tajam. Per Jumat (6/9), total dana yang terhimpun mencapai Rp 5,2 triliun sepanjang 2024. Sepanjang 2023 total penghimpunan dana IPO menembus Rp 54,1 triliun. 

Baca Juga: OJK Tegaskan Tak Ada Moratorium IPO meski Kasus Gratifikasi Mencuat

I Gede Nyoman Yetna, Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia mengatakan penurunan tren IPO ini tidak serta merta membuat BEI mengubah target pencatatan pada 2024. 

Adapun BEI menargetkan total pencatatan instrumen sepanjang tahun ini bisa mencapai 340 efek. Ini termasuk pencatatan saham, waran terstruktur, Exchange-Traded Fund (ETF) dan lainnya. 

"Sampai saat ini pencapaiannya sudah 353 efek. Artinya 104% dari target dicanangkan. Target kami mendukung semua instrumen yang ada," ucap Nyoman saat ditemui di kantornya akhir pekan lalu. 

Baca Juga: BEI Beri Klarifikasi Soal Kasus Suap Proses IPO, Begini Penjelasannya

Di sisi lain, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Iman Rachman memproyeksikan aksi IPO akan kembali semarak di kuartal IV-2024 karena banyak calon emiten yang lebih memilih menggunakan buku Juni. 

Dia bercerita biasanya butuh waktu sekitar tiga bulan bagi emiten untuk melakukan audit kinerja keuangan. Artinya, kalau calon emiten menggunakan buku Juni, maka hasilnya akan keluar di September. 

"Banyak yang menggunakan buku Desember dan Juni. Jadi itu kenapa alasan IPO tidak akan sebanyak di kuartal empat dan semester satu," ucap Iman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×