Reporter: Agung Hidayat | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gejolak di internal keluarga Grup Sinarmas sedikit banyak diperkirakan bakal mempengaruhi kinerja perusahaan-perusahaan yang ada di bawahnya. Menurut Analis CSA Research Institute Reza Priyambada sebaiknya permasalahan tersebut jangan sampai mengganggu operasional perusahaan.
"Ada baiknya dari pihak keluarga tidak mencampuradukkan masalah bisnis dan kontinuitasnya dengan masalah internal keluarga agar tidak mengganggu jalannya operasional dan persepsi pelaku pasar," terangnya kepada Kontan.co.id, Selasa (14/7).
Baca Juga: Menakar kekuatan bisnis Grup Sinarmas di sektor sawit dan kertas
Adapun terkait kinerja perseroan-perseroan yang dimiliki Grup Sinarmas saat ini dinilai masih mampu berkinerja secara baik. Reza belum dapat memaparkan lebih lanjut terkait prospek masing-masing sektor yang digeluti Sinarmas.
"Karena balik lagi ke strategi manajemen.Jika manajemen berupaya lebih malah bisa semakin baik prospek perusahaan," ungkapnya. Sementara untuk emiten Sinarmas yang menarik untuk diamati ada pada sektor kertas dan properti.
Reza menilai pergerakan saham PT Pabrik Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) dan PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) serta PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) lumayan aktif. Sedangkan Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony mengatakan di tengah kondisi saat ini, sektor aneka industri dan properti diprediksi punya kontribusi terbesar bagi Grup Sinarmas.
Sementara itu di sektor industri kertas, Sinarmas memimpin pangsa pasar di Indonesia lewat dua emiten, INKP dan TKIM. Sekadar informasi pendapatan INKP sampai dengan kuartal-I 2020 mencapai US$ 780,47 juta dengan laba bersih US$ 179,31 juta.
Baca Juga: Warisan Eka Tjipta disoal, bagaimana dampaknya ke emiten Grup Sinarmas?
Sedangkan TKIM menorehkan penjualan bersih US$ 267,31 juta serta laba bersih senilai US$ 156,24 juta. Sementara untuk sektor sawit sendiri, PT SMART Tbk (SMAR) masih belum dapat dikatakan pemimpin di sektor tersebut.