Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) merespons cepat keputusan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan pembelian kembali alias buyback saham tanpa RUPS. Buktinya, bank pelat merah ini menyiapkan dana Rp190 miliar-Rp200 miliar untuk aksi buyback.
Namun, Budi G. Sadikin enggan mengungkapkan, kapan aksi buyback ini bakal dieksekusi. "Yang jelas, jika harganya bagus," imbuhnya, Kamis (29/8). Tapi yang jelas, eksekusinya tak semudah membalikkan telapak tangan, meski OJK sudah memberikan kelonggaran.
Soalnya, buyback pada dasarnya menyangkut kepentingan orang banyak. Ada investor yang menyambut positif, tetapi ada juga yang menyambutnya dengan nada negatif.
Sebagian investor setuju dengan aksi ini. Tapi, sebagian lagi justru menyambutnya dengan nada negatif dengan alasan, jika buyback dilakukan maka nantinya pasar justru melihat jika BMRI panik.
Sementara itu, jika menimbang situasi pasar, keadaan fundamental ekonomi Indonesia tak sebagus pada 2012 lalu. Aksi buyback pada dasarnya tidak sepenuhnya baik. Secara teori, buyback akan di support oleh investor, jika harga saham BMRI di bawah nilai book value.
Tapi, jika dilakukan pada buyback dilakukan ketika harganya di atas book value, nantinya saham BMRI justru akan turun. "Intinya, sekarang masih kami monitor. Peluang sudah terbuka, tinggal masalah timing," pungkas Budi.
Catatan saja, hari ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 77,12 poin ke level 4.103,59. Sementara saham BMRI ditutup menguat 50 poin ke level 6.950.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News