Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
Melki juga melihat proyek smelter baru akan menjadi pendorong utama terhadap kinerja operasional TINS karena smelter tersebut memiliki teknologi dengan efisiensi yang lebih besar.
Kepada Kontan.co.id pekan lalu, Abdullah Umar Baswedan, Sekretaris Perusahaan PT Timah mengatakan selain memangkas opex, TINS juga akan memprioritaskan belanja modal atau capital expenditure (capex) kepada yang mendukung pencapaian target produksi.
Tahun ini TINS mengalokasikan capex Rp 1,5 triliun. Berdasarkan catatan Kontan.co.id, jumlah ini lebih rendah dari alokasi sebelumnya yang mencapai Rp 2 triliun.
Baca Juga: Penurunan timah dinilai hanya sementara, tren ke depan masih positif
Meskipun kinerja keuangan TINS pada triwulan pertama 2020 cukup mengecewakan, NH Korindo Sekuritas masih menyematkan rekomendasi beli (buy) saham TINS dengan target harga Rp 750.
Adapun rekomendasi ini diambil dengan dengan mempertimbangkan efisiensi operasional yang akan dilakukan oleh TINS, potensi bullish harga timah global pada semester kedua 2020, serta prospek jangka panjang dari proyek smelter baru.
Pada penutupan perdagangan hari ini, saham TINS menguat 0,84% ke level Rp 600 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News