kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meredup Karena Tren Kenaikan Suku Bunga, Emas Masih Bisa Jadi Pilihan Safe Haven


Jumat, 16 September 2022 / 19:09 WIB
Meredup Karena Tren Kenaikan Suku Bunga, Emas Masih Bisa Jadi Pilihan Safe Haven
ILUSTRASI. harga emas spot terus tertekan karena rencana kenaikan suku bunga dari sejumlah bank sentral utama


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas masih belum lepas dari tekanan akibat kenaikan suku bunga yang agresif. Meski begitu, emas masih bisa jadi safe haven dan kembali bersinar pada tahun depan.

Jumat (16/9) pukul 18:35 WIB, harga emas spot berapa di US$ 1.665,11 per ons troi. Harganya naik tipis 0,08% dari posisi kemarin, tapi dalam sebulan terakhir harga emas sudah melorot 5,53%.  

Analis DCFX Futures Lukman Leong mengatakan, kenaikan suku bunga agresif yang dilakukan oleh beberapa bank sentral membuat emas tertekan. Lihat saja bank sentral utama seperti Federal Reserve (The Fed), European Centra Bank (ECB), Reserve Bank of Australia (RBA) dan Bank of England (BoE) rajin mengerek suku bunga demi menghadang lonjakan inflasi.

“Hal ini semakin memperbesar opportunity cost of holding sehingga investor lebih memilih safe haven obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) dengan yield yang tinggi,” jelas Lukman kepada Kontan, Jumat (16/9).

Dia memproyeksikan dengan tingginya tekanan dari kenaikan suku bunga, harga emas spot bakal menguji support dalam kisaran US$ 1.600 per ons troi. Sementara, harga emas dalam negeri dalam mengekor pergerakan harga spot.

Baca Juga: Jelang Akhir Pekan, Harga Emas Merosot ke Level Terendah Sejak April 2020

Bedanya, lanjut Lukman, pergerakan emas dalam negeri juga dipengaruhi oleh pergerakan kurs rupiah terhadap dolar AS. Asal tahu saja, rupiah di pasar spot berada di level Rp 14.955 per dolar AS pada akhir perdagangan hari ini (16/9).  

“Dengan sikap bank sentral yang makin agresif, emas diperkirakan masih akan susah naik hingga akhir tahun dan akan rata-rata harga hingga akhir tahun diperkirakan di kisaran US$ 1.700 per ons troi,” ucap dia.

Kendati masih terhimpit tekanan negatif, dia menilai emas masih bisa menjadi safe haven. Hal ini tercermin dari permintaan emas fisik dari bank sentral, dengan cadangan global meningkat sebesar 37 ton di Juli lalu.

Tak hanya itu, Lukman memproyeksikan emas akan kembali bersinar pada tahun depan. Hal itu didukung oleh ekspektasi inflasi yang mereka sehingga suku bunga juga itu menurun.

“Serta ekonomi pada negara di Uni Eropa, AS dan Inggris kemungkinan akan berada di dalam resesi atau paling tidak pertumbuhan yang rendah,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×