kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.779   16,00   0,10%
  • IDX 7.489   9,63   0,13%
  • KOMPAS100 1.158   3,73   0,32%
  • LQ45 919   5,10   0,56%
  • ISSI 226   -0,53   -0,23%
  • IDX30 474   3,39   0,72%
  • IDXHIDIV20 572   4,39   0,77%
  • IDX80 132   0,66   0,50%
  • IDXV30 141   1,32   0,95%
  • IDXQ30 158   0,90   0,57%

Menyaring Saham Emiten EBT yang Bisa Jadi Alternatif Saat Pasar Melandai


Senin, 04 Maret 2024 / 23:11 WIB
Menyaring Saham Emiten EBT yang Bisa Jadi Alternatif Saat Pasar Melandai
ILUSTRASI. rekomendasi saham emiten EBT


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham emiten yang bergelut di bisnis energi hijau bisa menjadi alternatif saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah. Investor bisa menimbang saham Energi Baru & Terbarukan (EBT) yang punya prospek jangka panjang sebagai pilihan diversifikasi.

Barisan saham emiten EBT melaju pada pekan lalu. Contohnya PT Arkora Hydro Tbk (ARKO) yang masuk ke jajaran top gainers mingguan dengan lonjakan harga 32,97%. Saham emiten dengan market caps paling jumbo di segmen ini, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) juga kembali melejit.

Saham emiten listrik hijau lainnya seperti PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) dan PT Kencana Energi Lestari Tbk (KEEN) turut melaju di zona hijau. Hanya saja, mengawali pekan ini, Senin (4/3) mayoritas saham EBT berbalik merosot. Hanya ARKO yang melanjutkan penguatan 1,63%.

Head of Research Mega Capital Sekuritas (InvestasiKu) Cheril Tanuwijaya menyoroti mayoritas portofolio proyek emiten EBT ada dalam prospek jangka panjang. Dengan karakteristik tersebut, saham perusahaan listrik hijau ini dapat menjadi alternatif sebagai diversifikasi keranjang investasi.

Baca Juga: Arkora Hydro (ARKO) Mendirikan Anak Usaha Baru

"Emiten EBT memang prospektif untuk jangka panjang sehingga saat investor kembali risk on di bursa efek, maka mereka memilih saham-saham tersebut," ungkap Cheril kepada Kontan.co.id, Senin (4/3).

Analis Stocknow.id Abdul Haq Alfaruqy menambahkan, dengan kondisi pasar yang sedang lesu akibat capital outflow investor asing pada saham-saham big caps, saham EBT bisa menjadi pilihan menarik. Hanya saja, Alfaruqy mengingatkan agar pelaku pasar tetap selektif jika ingin memanfaatkan momentum.

Dia menekankan agar investor tetap waspada karena belum ada sentimen signifikan yang bisa mendongkrak saham EBT dalam jangka waktu yang lebih panjang.

"Sehingga saham industri EBT untuk saat ini masih layak dibeli dalam jangka pendek saja," kata Alfaruqy.

Sementara secara teknikal, Alfaruqy mengamati sejumlah emiten yang sudah berada pada area support dan diikuti dengan akumulasi yang cukup besar. Dus, dia menilai kenaikan harga saham ARKO dan KEEN merupakan hal wajar, yang juga sejalan dengan prospek bisnis dari kedua emiten tersebut.

Alfaruqy juga menyoroti PGEO yang sudah merilis kinerja keuangan tahun buku 2023. Merujuk laporan yang rilis di Bursa Efek Indonesia, sepanjang tahun lalu PGEO membukukan pendapatan US$ 406,28 juta atau tumbuh 5,23% secara tahunan (YoY). Sedangkan bottom line PGEO naik 28,46% (YoY) dengan meraih laba bersih US$ 163,59 juta.

 

Hasil positif ini menjadi kabar baik bagi investor di sektor panas bumi. Alfaqury menilai sektor ini punya prospek apik, seiring komitmen pemerintah mencapai target net zero emission. "Apalagi dengan diikuti regulasi yang mendukung. Sehingga ekspektasi pelaku pasar juga akan positif terhadap saham PGEO dan BREN," ujar Alfaruqy.

Research Analyst Reliance Sekuritas Indonesia, Ayu Dian menambahkan beberapa faktor penting yang dapat mendongkrak prospek emiten EBT. Pertama, ekspansi yang gencar dilakukan untuk membangun maupun mengakuisisi proyek pembangkit listrik energi hijau demi mengerek kapasitas produksi.

Kedua, potensi penurunan suku bunga acuan pada tahun ini bisa menjadi katalis positif bagi emiten yang masih membutuhkan financing bagi pengembangan usahanya.

"Secara jangka panjang emiten EBT menarik untuk pilihan investasi di tengah peralihan ke renewable energy yang semakin gencar," ujar Ayu.

Sebagai rekomendasi, Ayu memilih saham PGEO dengan target harga Rp 1.340. Saham PGEO juga menjadi pilihan Alfaruqy dengan menyarankan strategi buy on weakness (BoW) pada level Rp 1.200 - Rp 1.205, untuk target harga di level Rp 1.285.

Selain itu, Alfaruqy menyarankan BoW saham KEEN pada harga Rp 790 - Rp 800 dengan target harga di Rp 935. Sedangkan Cheril menjagokan BREN (target harga Rp 7.000, stoploss Rp 5.950), PGEO (target harga Rp 1.350, stoploss Rp 1.200), serta trading jangka pendek ARKO (target harga Rp 1.300, stoploss Rp 1.200).

Baca Juga: Reksadana Saham Catat Imbal Hasil Tertinggi di Bulan Februari 2024

Secara teknikal, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menyematkan rekomendasi trading buy untuk saham PGEO dan KEEN. Support - resistance untuk PGEO ada di Rp 1.175 - Rp 1.245 dengan target harga Rp 1.275 - Rp 1.300. Sementara support - resistance KEEN ada di Rp 800 - Rp 860 dengan target harga di Rp 900 - Rp 940.

Rekomendasi berikutnya, BoW saham BREN dengan mencermati support - resistance di Rp 5.700 - Rp 6.500 dengan target harga Rp 6.600 - Rp 6.775.  Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova turut menyarankan BoW saham BREN dengan memperhatikan support Rp 5.450 dan resistance pada Rp 6.875.

Kemudian, buy PGEO dengan memperhatikan support Rp 1.175 dan resistance di Rp 1.370. "Sementara untuk saham seperti ARKO karena sudah rally tinggi dan volume menyusut maka lebih disarankan dsiplin dengan trailing stop mengingat potensi volatilitas harga semakin besar," tandas Ivan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×