kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Menimbang kekuatan IHSG akhir 2018 di tengah gempuran sentimen negatif


Minggu, 26 Agustus 2018 / 11:44 WIB
Menimbang kekuatan IHSG akhir 2018 di tengah gempuran sentimen negatif
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia


Reporter: Anna Maria Anggita Risang | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Moody's Investor Service meramalkan makroekonomi global tahun 2018-2019 dalam tren penurunan. Berbagai sentimen negatif global akan menghambat prospek pertumbuhan ekonomi jangka pendek di sejumlah negara, seperti Turki, Argentina, dan Brasil.

Dalam risetnya pekan lalu, Moody's melihat ekonomi India dan Indonesia akan bertahan di tengah sentimen tersebut, berkat ditopang oleh pertumbuhan ekonomi yang disetir oleh konsumsi domestik. Meskipun begitu, pasar modal tetap berpotensi tertekan lantaran pengaruh dana asing yang keluar.

Reza Priyambada, Senior Analyst CSA Research Institute menjelaskan, Moody's melihat fundamental ekonomi suatu negara dari pertumbuhan demografinya. Semakin besar negaranya, maka potensi pertumbuhan ekonominya besar pula. 

Namun, kondisi pasar saham bisa tidak sejalan karena melihat pelaku pasar menyikapi sentimen yang ada. 

Reza menambahkan, biasanya pasar saham akan dipengaruhi oleh kinerja emiten, seperti laporan keuangan, kemudian berita-berita yang terkait dengan kinerja emiten yang sebenarnya menopang pergerakan IHSG. 

"Namun, terkadang pelaku pasar terlalu reaktif dengan sentimen yang ada, contohnya krisis finansial di Turki dan Venezuela. Sebenarnya hubungan Indonesia dengan kedua negara itu tidak besar," ujarnya. Sayangnya, terlalu reaktifnya pelaku pasar menyebabkan banyak yang melakukan aksi jual, sehingga pergerakan saham tertekan. Sebaliknya, jika pelaku pasar tidak reaktif, maka pasar saham akan aman dari aksi jual.

Senior Analis Paramitra Alfa Sekuritas William Siregar melihat, pertumbuhan IHSG masih konsisten. Hal itu diungkapkan William dengan data yang didapatkan seperti pertumbuhan ekonomi di kuartal II yang tumbuh 5,27%. Di sisa tahun ini, ekonomi juga akan bergairah dengan Asian Games dan event internasional pertemuan International Monetary Fund (IMF) dan Bank Dunia. 

"jika dilihat dari pertumbuhan ekonomi secara domestik dengan ditambahnya investasi dari luar dan tingginya data investasi asing dari Indonesia, secara tidak langsung akan mendongkrak konsumsi masyarakat, serta mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia" kata William.

William memperkirakan, IHG masih akan tetap mencapai level 6.700, dan tetap positif di tahun 2019 dengan adanya pemilu. 

Sekadar informasi, IHSG Jumat lalu (24/8) ditutup  melemah 14,23 poin atau 0,24% ke posisi 5.968,75. Indeks acuan domestik ini mencatat kenaikan 3,2% dalam sepekan.

Sedangkan Reza memperkirakan, pada akhir tahun nanti IHSG tak akan jauh dari level 6.100 sampai dengan 6.250. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×