Reporter: Muhammad Alief Andri | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten kopi, PT Fore Kopi Indonesia Tbk (FORE), dinilai masih memiliki ruang pertumbuhan yang solid pada 2026. Di mana, kinerja FORE hingga kuartal III-2025 menunjukkan momentum positif, di tengah tekanan daya beli dan harga kopi global yang masih tinggi.
Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Liza Camelia Suryanata, mengatakan bahwa prospek FORE tetap menarik di tahun 2026.
“Pertumbuhan pendapatan dan laba di sembilan bulan pertama 2025 yang sudah naik lebih dari 40%, ditambah lonjakan EBITDA 62% secara tahunan, menunjukkan fundamental yang kuat meski daya beli masyarakat belum pulih penuh,” ujar Liza kepada Kontan, Jumat (5/12/2025).
Ia menambahkan bahwa industri kopi modern di Indonesia masih dalam tren ekspansi sejak pandemi, seiring gaya kerja WFA dan WFC yang tetap bertahan. Likuiditas tambahan dari kebijakan pemerintah juga dinilai berpotensi mendorong pemulihan konsumsi, sehingga membuka ruang pertumbuhan yang lebih besar bagi FORE pada 2026.
Baca Juga: BEI dan OJK Mau Ubah Ketentuan Free Float, Begini Dampaknya ke Bisnis Sekuritas
Secara ekspansi, FORE tercatat telah membuka lebih dari 60 gerai baru hingga September 2025. Perseroan berencana menambah sekitar 80 gerai tambahan melalui pemanfaatan dana IPO, sebagai bagian dari target total 140 gerai baru.
“Ekspansi ke kota tier dua dan tiga serta peluncuran Fore Donut akan menjadi katalis tambahan bagi pertumbuhan pendapatan tahun depan,” kata Liza.
Di tengah lonjakan harga kopi global, FORE mampu menjaga gross profit margin di sekitar 61%. Menurut Liza, hal tersebut karena strategi kemitraan dengan pemasok lokal berkualitas yang membuat efisiensi biaya tetap terjaga.
Kendati demikian, valuasi FORE dinilai sudah cukup premium. Pada harga saham FORE di posisi Rp 535 per saham, FORE diperdagangkan dengan PER sekitar 63,4 kali.
“Risikonya mencakup kompetisi industri yang makin ketat, volatilitas harga bahan baku, serta potensi cannibalization antar gerai baru,” jelasnya.
Dengan kombinasi ekspansi agresif, tren konsumsi yang masih berkembang, dan kemampuan menjaga margin, FORE tetap masuk radar analis, meski investor perlu mempertimbangkan valuasi yang tinggi dan risiko kompetitif di sektor F&B.
Selanjutnya: AS Desak Eropa Ambil Alih Pertahanan NATO pada 2027, Eropa Anggap Tidak Realistis
Menarik Dibaca: Buruan! Astra Auto Fest 2025 Dibuka, Ada Diskon, Cashback, hingga Lelang Kendaraan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













