Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang akan pada Rabu dan Kamis pekan ini, 15-16 Maret 2023. Analis menilai, ditahannya suku bunga akan memberikan efek positif terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Head of Research Jasa Utama Capital Cheril Tanuwijaya melihat bahwa terjadinya kasus SVB berpotensi membuat The Fed melunak dan mengurungkan niatnya untuk meningkatkan suku bunga secara agresif. Tujuannya untuk menjaga stabilitas ekonomi.
"Sehingga BI diperkirakan menahan suku bunga acuan juga untuk mendukung keberlanjutan tren pemulihan ekonomi domestik," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (14/3).
Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Fajar Dwi Alfian juga berpandangan, melihat perkembangan terakhir justru kekhawatiran pasar akan dampak runtuhnya Silicon Valley Bank (SVB) sudah minim. Ini seiring aksi cepat regulator di AS yang meredam dampak penyebaran lebih lanjut.
Baca Juga: IHSG Terjun 2,14% Selasa (14/3), Saham Bank Banyak Dijual Asing
Selain itu, proyeksi pasar atas suku bunga The Fed saat ini juga juga sudah mulai kondusif. Mayoritas hanya akan memperkirakan kenaikan suku bunga 25 basis poin (bps) di bulan ini. Disebutnya, beberapa juga ada yang memperkirakan tidak naik dan terjadi pemangkasan suku bunga.
"Oleh karena itu, BI diproyeksi juga tidak akan menaikkan suku bunganya di rapat minggu ini," katanya.
Namun demikian, lanjutnya, nanti malam ada rilis data inflasi AS yang akan mengindikasikan apakah tren inflasi di AS yang menurun sesuai perkiraan atau tidak. Sehingga Fajar menilai hal itu berpotensi membuat BI melakukan penyesuaian kebijakan moneter di hari Kamis nanti.
Kedua analis sepakat, apabila ekspektasi kenaikan suku bunga berjalan maka dampaknya ke pasar modal Indonesia akan positif. Cheril menjelaskan, apabila BI menahan suku bunga maka IHSG berpotensi rebound karena menilai BI tetap berpedoman pada kebijakan moneter yang supportif untuk pemulihan ekonomi.
Baca Juga: IHSG Berpotensi Rebound, Simak Rekomendasi Saham Esok (15/3)
Di sisi lain, jika suku bunga ditingkatkan diperkirakan pasar akan merespons negatif dengan koreksi karena beban emiten makin bertambah di tengah berbagai tantangan ekonomi global. Sementara, untuk skenario penurunan suku bunga dinilai tidak mungkin lantaran BI berupaya menjaga spread agar suku bunga AS dan BI tidak makin jauh untuk mencegah aliran dana keluar.
Cheril menyebutkan pasar masih akan mencermati perkembangan kasus SVB dan bagaimana dampak dominonya bagi perbankan di Indonesia yang memiliki pada SVB. Lalu, pekan depan juga pasar akan mencermati pidato dan hasil FOMC The Fed.
Fajar juga menambahkan, sentimen lainnya yang akan menggerakkan IHSG pada bulan ini dari perkembangan harga-harga kebutuhan pokok menjelang memasuki bulan puasa. Sebab, akan berdampak terhadap keyakinan konsumen dan daya beli masyarakat.
Dia pun memperkirakan support dan resistance IHSG sampai dengan akhir bulan ini adalah 6.639-6.930.
Baca Juga: IHSG Anjlok 2,14% ke 6.641 Pada Selasa (14/3), Hanya 3 Saham LQ45 yang Menguat
Dengan situasi saat ini, Fajar menyarankan investor bisa wait and see sembari mencermati sinyal reversal di pasar. Terutama terkait perkembangan kejatuhan SVB, apakah akan memberikan efek penularan sampai ke bank-bank di luar AS, seperti Asia. "Hari ini, pasar Asia banyak yang berguguran," katanya.
Sementara Cheril memperkirakan support di 6.550-6.900. "IHSG akan volatile mengingat banyak sentimen krusial yang akan dicermati pasar," kata Cheril.
Di sisi lain, dia menyarankan investor bisa memanfaatkan penurunan IHSG dengan buy on weakness saham-saham dengan fundamental bagus dan murah yang hari ini terkoreksi signifikan seperti big banks, dengan top picked BBNI target harga Rp 9.500 per saham dan BBRI Rp 5.200 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News