kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.777   19,00   0,12%
  • IDX 7.467   -12,81   -0,17%
  • KOMPAS100 1.154   -0,21   -0,02%
  • LQ45 915   1,11   0,12%
  • ISSI 226   -0,98   -0,43%
  • IDX30 472   1,27   0,27%
  • IDXHIDIV20 570   2,21   0,39%
  • IDX80 132   0,15   0,11%
  • IDXV30 140   1,01   0,73%
  • IDXQ30 157   0,31   0,20%

Menilik plus minus saham klub sepak bola jika masuk bursa


Jumat, 22 Februari 2019 / 21:23 WIB
Menilik plus minus saham klub sepak bola jika masuk bursa


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Maraknya rencana klub sepakbola mencari pendanaan di Bursa Efek Indonesia (BEI), dinilai menjadi daya tarik baru di pasar modal. Selain sektor baru bakal hadir di lantai bursa, portofolio investor menjadi lebih beragam dengan hadirnya klub sepakbola.

Kepala Riset Paramitra Alfa Sekuritas Kevin Juido mengatakan, secara kualitatif sektor persepakbolaan punya prospek positif di pasar modal. Terlebih bagi trader yang juga penggemar sepakbola.

Selain itu, emiten sepakbola akan lebih mudah dikenal oleh masyarakat, karena sudah punya branding terlebih dahulu. Sehingga, saat masuk ke pasar modal bisa dipastikan banyak orang yang sudah mengenalnya.

Di lihat dari bisnisnya, Kevin menilai sumber pendapatan klub sepakbola saat ini cenderung masih mengandalkan dari penjualan tiket dan merchandaise. Di sisi lain, perlu menjadi perhatian kalau klub sepakbola juga memiliki biaya biaya pengeluaran yang cukup besar seperti gaji pemain.

"Kalau ditanya prospek, di tengah isu persepakbolaan yang masih carut marut, banyak sogok, maka dari sisi keuangan belum cukup menarik, jadi masih wait and see," kata Kevin kepada Kontan, Kamis (21/2).

Sementara itu, dilihat dari sisi kualintatif calon investor emiten persepakbolaan harus mencermati prospek fundamental emiten. Inverstor perlu mengetahui seberapa banyak sumber pendapatan klub sepakbola di luar pendapatan tiket, merchandaise dan keuntungan dari transfer pemain, sehingga bisa terlihat seberapa positif prospek klub ke depan.

Apalagi, berkaca dari klub sepakbola di luar negeri yang sudah melantai di pasar modal, kondisi sepabola Tanah Air cukup berbeda. Di mana, pangsa pasarnya masih sebatas nasional dan Asia.

"Sepakbola Eropa bisa berkembang karena regulasi dan FIFA bagus dalam me maintain keuangan klub. Indonesia bisa seperti itu jika PSSI memiliki regulasi yang bagus, hanya saja butuh waktu yang masih sangat panjang untuk sampai ke sana," ujarnya.

Kevin juga melihat adanya beberapa risiko dari sektor sepakbola Tanah Air, khususnya dari sisi fundamental, laporan keuangan, kondisi utang klub untuk membeli pemain dan risiko keuangan lainnya. Selain itu ada risiko dari kualitas klub dan skandal skor yang bisa menjadi risiko besar. "Perang antar sporter, meskipun enggak terlalu signifikan tapi akan berdampak ke fundamental klub," jelasnya.

Untuk itu, hal yang perlu menjadi perhatian sebelum klub sepakbola marak melantai di bursa yakni, perbaiki regulasi persepakbolaan, termasuk manajemen PSSI dan pemimpin klub. Hal ini untuk meminimalisir risiko skandal yang timbul.

Di samping itu, tujuan klub untuk mencari dana di pasar modal juga perlu menjadi perhatian. Apakah dana perolehan IPO dipergunakan untuk investasi membeli lapangan dan tanah yang membutuhkan waktu panjang untuk bisa mendapat return, atau mungkin untuk restrukturisasi utang mereka. "Jadi bagus engganya waktu untuk IPO, bergantung dengan tujuan calon emiten itu sendiri," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×