Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
Di tengah berbagai proyek ekspansi yang sedang berlangsung, pada tahun ini INCO dihadapkan pada sejumlah tantangan di industri nikel. Analis RHB Sekuritas Indonesia Muhammad Wafi dan Fauzan Djamal mengamati prospek sektor tambang logam, termasuk nikel masih diliputi ketidakpastian permintaan.
RHB Sekuritas pun telah memangkas estimasi harga rata-rata nikel dari US$ 18.500 menjadi US$ 17.500 per ton. Meski terhadang di tahun ini, tapi Wafi dan Fauzan memandang bisnis emiten nikel dalam jangka panjang tetap prospektif, ditopang oleh permintaan dari industri baterai dan kendaraan listrik.
Wafi dan Fauzan pun melihat saham INCO masih menarik sebagai pilihan investasi dengan strategi trading buy. Target harga INCO berada di level Rp 4.300 per saham.
Baca Juga: Dapat Restu Izin Usaha Pertambangan Khusus, Luas Lahan Vale (INCO) Tak Diciutkan
Secara teknikal, Founder WH-Project William Hartanto melihat saham INCO ada dalam tren sideways dengan indikasi menguat. Pelaku pasar bisa mempertimbangkan akumulasi dengan mencermati supprot di Rp 3.610 dan resistance pada Rp 4.280 sebagai target harga.
Menutup perdagangan Senin (26/8), harga INCO naik 0,26% ke posisi Rp 3.810 per saham. Secara year to date, pergerakan harga saham INCO mengakumulasi penurunan 10,10%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News