Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto
Peluang pada Semester II-2023
Menimbang faktor tersebut, Liza melihat peluang IHSG melaju pada semester kedua masih terbuka, bahkan bisa kembali menuju level psikologis 7.000. Pendorongnya adalah kebangkitan sektor konsumsi, sejalan dengan momentum tahun politik yang dapat mendongkrak konsumsi domestik.
Katalis dari global ditopang oleh China yang ditaksir lebih menggenjot roda ekonominya. Prospek positif China akan menjadi penggerak perekonomian global.
Hanya saja, investor mesti tetap waspada terhadap tingkat inflasi di AS dan Eropa yang akan berdampak terhadap kebijakan suku bunga.
Rizki sepakat, memasuki semester kedua, sentimen IHSG selayaknya mengalami perbaikan. Terlebih ketika tingkat suku bunga yang sudah mendekati titik tertinggi. Umumnya, titik puncak Federal Funds Rate diikuti oleh pelemahan dolar AS.
Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham INCO, SMGR, dan BBNI Jelang Akhir Pekan, Jumat (16/6)
"Hal ini memberikan insentif untuk foreign investor melakukan investasi di luar developed market. Kami melihat semester II-2023 dan 2024 terdapat perbaikan sentimen foreign investor untuk outlook ke Indonesia," kata Rizki.
Investor pun bisa fokus pada dua strategi. Pertama, stock-pick secara bottom-up, mencari saham-saham yang memiliki kinerja jauh lebih baik dibandingkan sektornya. "Sehingga potensi kinerja emiten dapat melebihi sentimen yang terjadi di sektornya," imbuh Rizki.
Kedua, mencermati sektor yang diuntungkan dengan stabil atau melandainya suku bunga. Saham bank dan properti layak dicermati. Selain itu, saham dengan segmen pendapatan dari pasar domestik juga menarik dilirik, seperti sektor telekomunikasi dan konsumen primer.
Sementara itu, Sutopo melihat dalam waktu dekat investor akan lebih dulu mencermati arah kebijakan Bank Indonesia. Saat ini, support IHSG ada di level 6.600, sedangkan peluang untuk menguat kembali menuju 7.000 terbuka pada kuartal ketiga.
Sutopo menyarankan untuk tetap diversifikasi aset pada saham-saham berkapitalisasi besar, produk yang dapat menjadi lindung nilai seperti logam mulia, atau surat utang berjangka pendek.
Baca Juga: Wall Street Berseri: S&P 500 Melonjak ke Penutupan Tertinggi 14 Bulan
Sedangkan, Analis Kanaka Hita Solvera Raditya Krisna Pradana memandang dengan lebih optimistis. Dia memprediksi, pada akhir tahun IHSG bisa kembali menyentuh level all time high-nya di tingkat 7.300-an.
Meski, investor perlu mewaspadai katalis negatif dari stagflasi perekonomian global yang bisa mengganggu demand di pasar internasional. Saran Raditya, investor bisa mendiversifikasi pada saham big caps, middle caps, dan small caps.
Raditya merekomendasikan buy saham PT Astra International Tbk (ASII) dengan target harga Rp 7.800, PT Barito Pacific Tbk (BRPT) target harga Rp 860, PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) target harga Rp 650, dan PT Primadaya Plastisindo Tbk (PDPP) dengan target harga Rp 400 per lembar saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News