Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah berada dalam tren positif, rupiah diperkirakan akan mulai perdagangan Senin (4/5) dengan pergerakan yang terbatas. Sepekan kemarin, merujuk Bloomberg, rupiah di pasar spot menguat 3,36% ke level Rp 14.882 per dolar Amerika Serikat (AS).
Penguatan juga terjadi di kurs tengah Bank Indonesia (BI) di mana rupiah berhasil ditutup di level Rp 15.157 per dolar AS atau menguat 2,55% dalam sepekan kemarin.
Baca Juga: IHSG menguat 3,26% jadi 4.716,40 dalam sepekan, ini pemicunya
Head of Economics Research Pefindo Fikri C Permana menilai rupiah masih akan berpotensi mengalami penguatan. Faktor yang mendorong adalah rilis data ekonomi pada Senin (4/5) yang diperkirakan Fikri akan cukup baik.
“Inflasi April yang diperkirakan berada di sekitar 2.8% diperkirakan akan mampu memberikan kepercayaan bahwa daya beli masyarakat masih cukup baik di tengah pandemi. Ditambah lagi, CAD yang terjaga mampu memberikan tambahan bagi cadangan devisa dan fundamental rupiah ke depan,” kata Fikri kepada Kontan.co.id, Minggu (3/5).
Akan tetapi, Fikri menyebut penguatan tersebut terbatas seiring pada akhir pekan kemarin sudah mengalami apresiasi yang cukup kuat.
Sama halnya dengan Fikri, analis Monex Investindo Futures Faisyal melihat penguatan rupiah yang tajam beberapa hari terakhir akan mengakibatkan bargain hunting di pasar. Dengan demikian, ia memproyeksikan rupiah justru akan melemah secara terbatas pada perdagangan besok.
Baca Juga: Mengapa BI optimistis sekali rupiah bisa menguat ke Rp 15.000 di akhir tahun?
“Rupiah mulai akan diburu sehingga pada awal sesi perdagangan akan ada sesi beli. Namun dengan pasar aset berisiko yang kemungkinan dinaungi sentimen positif seiring penurunan USD indeks, pelemahan sifatnya terbatas,” jelas Faisyal.
Faisyal memperkirakan pelemahan rupiah akan berada di rentang Rp 14.800 - Rp 14.950 per dolar AS. Sementara Fikri menghitung penguatan rupiah akan ada di rentang Rp 14.650 - Rp 15.050 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News