kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menguat di pekan lalu, pasangan EUR/USD diprediksi bergerak sideways


Senin, 03 Februari 2020 / 00:03 WIB
Menguat di pekan lalu, pasangan EUR/USD diprediksi bergerak sideways
ILUSTRASI. Euro berhasil menguat di hadapan dolar AS di pekan lalu


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sukses menguat di pekan lalu, pasangan EUR/USD diperkirakan bergerak sideways pada perdagangan Senin (3/2). Kondisi tersebut dikarenakan cukup beragamnya sentimen yang mendominasi kedua mata uang ini. 

Analis HFX Internasional Berjangka Ady Phangestu mengungkapkan, perekonomian Uni Eropa mulai membaik. Prospek pertumbuhan ekonomi pun semakin baik, meskipun tetap ada risiko penurunan ekonomi dari dampak virus corona. 

Sementara itu, European Stability Initiative (ESI) secara mengejutkan, menunjukkan kinerja optimistis dengan peningkatan menjadi 102,8 dari 101,3. Prospek industri Jerman dan Prancis, juga lebih optimistis dan merespon baik perkembangan produksi baru-baru ini. 

Baca Juga: Begini dampak virus corona terhadap pergerakan mata uang Asia

"Ini adalah tanda-tanda bahwa bagian bawah dalam manufaktur semakin menguat. Meskipun berbagai data lembaga survei tersebut bersifat jangka pendek di tengah ketidakpastian dampak virus Korona terhadap ekonomi global yang semakin meningkat," ujar Ady kepada Kontan.co.id, Sabtu (1/2).

Di sisi lain, tingkat pengangguran Eropa juga turun ke 7,4% pada Desember lalu. Ini jadi level terendah dalam satu dekade terakhir. Sementara, perbaikan di pasar tenaga kerja  melambat selama beberapa kuartal terakhir, pertumbuhan pekerjaan bertahap memberikan daya tarik bagi sektor jasa zona Eropa dan akan terus berlanjut di bulan-bulan mendatang karena ekspektasi bisnis masih relatif optimis.

Selain itu, Ady mengungkapkan nilai plus yang menjadi perhatian bagi European Central Bank (ECB) yakni ekspektasi harga jual perlahan-lahan meningkat kembali dibandingkan dengan beberapa bulan terakhir. Ini tampak dari inflasi inti yang telah melonjak mendekati 1,3% dan pemulihan inflasi mendekati sasaran.

"Untuk sementara, di kuartal I-2020 mungkin tidak akan ada pertumbuhan yang spektakuler, memang  tanda-tanda pemulihan sudah mulai terlihat namun masih kabur," ungkapnya. 

Secara teknikal, pergerakan pasangan kurs EUR/USD cenderung masih sideways, meskipun di akhir pekan lalu data Bloomberg mencatat pasangan kurs ditutup menguat 0,55% di level 1,1093. Ady menjelaskan, meskipun harga ditutup menguat, namun masih bergerak di bawah moving average (MA)120 dan MA200.

Pada perdagangan 4 jam, kenaikan harus menguji ascending trendline yang berdekatan dengan level psikologis 1,1100, sebagai pembukaan di Senin (3/2). Menurutnya, bisa terjadi GAP karena euforia Brexit, yang diaplikasikan pada pasar valuta. 

Baca Juga: Dibayangi sentimen negatif, pasangan USD/JPY dalam tren bearish

Dengan begitu, harga 1,1100 akan menjadi kunci bagi pergerakan EUR/USD, karena MA200 menjadi resistance bagi harga untuk rally. Pada indikator RSI menunjukkan area overbought yang artinya mungkin akan terjadi koreksi, sedangkan MACD sudah menyeberang di atas garis netral pada zona buy dan stockhastic berada pada level overbought.

Untuk itu, pada perdagangan Senin (3/2) Ady memperkirakan, pasangan EUR/USD akan berada di level tahanan resistance di kisaran 1,1100, 1,1125 dan 1,1175. Sedangkan kisaran support berada pada harga 1,1062, 1,1040 dan 1,1000.

"Besok (EUR/USD) masih sideways dan lebih condong buy, mengingat indeks dolar AS pada pekan lalu terkoreksi cukup dalam," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×