kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menguat 8,91% sepekan, harga minyak WTI sentuh level tertinggi dalam setahun terakhir


Minggu, 07 Februari 2021 / 17:08 WIB
Menguat 8,91% sepekan, harga minyak WTI sentuh level tertinggi dalam setahun terakhir
ILUSTRASI. Jumat (5/2), harga minyak WTI berada di level US$ 56.85 per barel. Dalam sepekan, harga minyak WTI menguat 8,91%.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) menguat dalam sepekan terakhir. Merujuk Bloomberg, pada Jumat (5/2), harga minyak WTI berada di level US$ 56.85 per barel. Dalam sepekan, harga minyak WTI menguat 8,91%.

Analis Central Capital Futures Wahyu Laksono mengatakan, kenaikan harga minyak ini didorong oleh beberapa data dari Amerika Serikat (AS) yang mulai membaik. Mulai dari data-data ekonomi hingga data cadangan minyak mentah yang juga turun. Oleh karena itu, ia meyakini saat ini secara fundamental, kondisi minyak dunia relatif bagus.

“Sementara dari OPEC+, sejauh ini sepertinya masih cukup seimbang, apalagi beberapa negara masih patuh dalam pemangkasan produksi hariannya. Walaupun, tidak bisa dipungkiri, pandemi Covid-19 yang belum reda masih menekan permintaan terhadap minyak, jadi potensi pelemahan juga masih cukup terbuka,” kata Wahyu kepada Kontan.co.id, Jumat (5/2).

Baca Juga: Capai rekor tertinggi dalam setahun, harga minyak WTI melesat 9% di minggu lalu

Kendati demikian, Wahyu optimistis harga minyak WTI masih akan tetap berada di atas US$ 50 per barel untuk beberapa waktu ke depan. Menurutnya, secara global, pasokan minyak juga berpotensi cenderung berkurang. Hal ini didukung oleh beberapa perusahaan minyak terbesar di dunia yang mulai mengurang aktivitas eksplorasi.

Mengutip Reuters, Wahyu menyebut, pada 2020 setidaknya ada lima perusahaan minyak terbesar di dunia yang memiliki akuisisi onshore maupun offshore terendah dalam lima tahun terakhir.

“Apalagi, Joe Biden juga mengumumkan telah membuat moratorium berupa suspensi selama 60 hari untuk perizinan pengeboran. Moratorium ini bertujuan untuk melihat seperti apa dampak dari pengeboran minyak dan gas terhadap lingkungan dan iklim bumi,” tambah Wahyu.

Dengan berbagai faktor tersebut, Wahyu meyakini pasokan minyak dunia saat ini bisa dibilang akan berkurang. Oleh karena itu, dia cukup yakin harga minyak akan tetap bertahan di kisaran US$ 50-an per barel. Adapun, untuk sepanjang tahun ini, ia memperkirakan harga minyak dunia akan bergerak pada rentang US$ 40 per barel-US$ 60 per barel.

Selanjutnya: Anggota OPEC+ patuh pangkas produksi, harga minyak WTI sentuh US$ 56,85 per barel

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×