Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) berpeluang kedatangan sejumlah emiten baru yang memiliki aset dan kapitalisasi pasar besar. Perusahaan dengan karakteristik light house company tersebut datang dari beragam sektor.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan dari 26 pipeline yang ada saat ini, sebanyak 13 perusahaan memiliki tenggat waktu (due date) penyampaian laporan keuangan pada tahun ini. Nah, dari 13 perusahaan tersebut, dua di antaranya tergolong light house company.
Nyoman belum membuka siapa saja calon emiten tersebut, dan belum bisa memastikan kapan jadwal penawaran umum akan berlangsung. Dia hanya memberikan gambaran, dua calon emiten berkategori light house itu merupakan perusahaan yang bergerak di bisnis basic industry dan sektor energi.
"Kami masih menunggu prosesnya, mereka masih on track. 13 (calon emiten dalam pipeline) due date tahun ini, sampai Desember. Masih punya sisa waktu. Termasuk light house ada di yang 13 itu. Satu di sektor basic industry dan satu lagi di energi," kata Nyoman selepas Seremoni IPO Adaro Andalan (AADI), Kamis (5/12).
Baca Juga: Kata Bos Adaro (AADI) Soal Nasib Batubara dan Hubungan dengan Alamtri (ADRO)
Adapun, PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) merupakan salah satu light house company yang tercatat (listing) di tahun ini. Dari aksi IPO, AADI meraup dana segar senilai Rp 4,32 triliun. AADI merupakan emiten baru ke-40 yang listing pada tahun ini.
Setelah AADI, saat ini ada dua calon emiten yang mengantre di barisan IPO. Mereka adalah PT Daya Intiguna Yasa Tbk (MDIY) dan PT Delta Giri Wacana Tbk (DGWG). Nilai emisi keduanya juga jumbo, yakni lebih dari Rp 1 triliun.
MDIY alias Mr. DIY telah menyelesaikan masa penawaran awal (book building) pada 25 November - 3 Desember 2024. MDIY merupakan calon emiten dengan skala jumbo dengan target nilai emisi mencapai sebesar Rp 4,17 triliun.
Sementara DGWG masih dalam tahap book building, yang berlangsung pada 2 Desember - 16 Desember 2024. Melalui IPO, DGWG berpotensi mengantongi dana segar hingga Rp 1,03 triliun.
Di sisi lain, beredar kabar perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan aset kripto juga menjajaki aksi IPO. Dana yang diincar juga cukup jumbo, dengan nilai sekitar Rp 1 triliun.
Dari informasi yang tersiar, Direktur Utama Datindo Entrycom, E Agung Setiawati mengatakan pihaknya telah menerima mandat dari salah satu perusahaan kripto untuk Biro Administrasi Efek (BEA). Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari rencana pencatatan di BEI.
Baca Juga: Susul Adaro Andalan (AADI), Ada Dua Perusahaan Lighthouse Jumbo yang Bakal IPO
Agung bilang, perusahaan tersebut juga telah menunjuk Ciptadana Sekuritas dan Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana efek. Tapi, Agung enggan membuka lebih lanjut mengenai perusahaan kripto tersebut.
"Perusahaan itu bergerak dibidang perdagangan bukan aplikasi," kata Agung.
Selanjutnya: AC Ventures Optimistis Industri Modal Ventura Bakal Cerah pada 2025
Menarik Dibaca: 7 Olahraga yang Ampuh Mengontrol Gula Darah, Baik untuk Penderita Diabetes
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News