Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah mencatatkan kinerja memuaskan dalam mengawali perdagangan pada tahun 2021. Merujuk Bloomberg, rupiah di pasar spot berhasil ditutup menguat ke Rp 13.895 per dolar Amerika Serikat (AS), menguat 1,10% dibanding penutupan sebelumnya yang masih di level Rp 14.050 per dolar AS.
Level ini juga merupakan yang tertinggi bagi rupiah sejak Februari tahun lalu.
Sementara di kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah juga berhasil mencatatkan penguatan. Mata uang Garuda ini ditutup terapresiasi 1,42% ke level Rp 13.903 per dolar AS.
Ekonom Indef Bhima Yudhistira menyebut, penguatan rupiah sejalan dengan penguatan berbagai mata uang lainnya. Hal ini terjadi seiring dengan aset berisiko yang kembali diburu pasar tercermin dari penguatan indeks saham di berbagai negara, termasuk di Indonesia.
Baca Juga: Menguat 1,10%, rupiah ditutup di level Rp 13.895 per dolar AS pada hari ini (4/1)
Bhima menyebut, pelemahan dolar AS menjadi penyebab kembali naiknya risk appetite investor.
“Bahkan penguatan rupiah kemungkinan besar akan kembali lagi terjadi pada perdagangan Selasa (5/1). Apalagi The Fed memberikan clue bahwa mereka akan mempertahankan suku bunga acuan tetap rendah dalam waktu yang lama,” jelas Bhima kepada Kontan.co.id, Senin (4/1).
Bhima menambahkan, optimisme pasar akan pemulihan ekonomi seiring vaksinasi yang sudah mulai berjalan juga semakin memperkuat risk appetite investor.
Dengan kondisi tersebut, ia memperkirakan rupiah akan berpeluang menguat dan diperdagangkan pada rentang Rp 13.800 - Rp 14.000 per dolar AS.
Selanjutnya: Dolar melemah, nilai tukar rupiah tembus di bawah Rp 14.000
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News