Reporter: Aris Nurjani | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks dolar Amerika Serikat (AS) melanjutkan tren kenaikan. Ini terlihat dari indeks dolar AS (DXY) yang bergerak naik seiring meningkatnya ketidakpastian di pasar keuangan global dan kenaikan inflasi AS.
Berdasarkan data RTI Business, indeks dolar AS berada di level 104,503 pada Senin (13/6). Indeks tersebut naik 8,59% dibanding posisi akhir tahun lalu (year-to-date/ytd) dan naik 15,45%(year-on-year/yoy).
Analis DCFX Futures Lukman Leong mengatakan data inflasi AS yang terus naik mencapai tingkat tertinggi dalam 40 tahun, memicu kekuatiran pada resesi ekonomi dan ekspektasi kebijakan The Fed yang lebih agresif ke depannya.
"Ini membuat rupiah ikut tertekan dan akan masih akan tertekan dalam beberapa hari ke depan akibat antisipasi menjelang FOMC pada hari Rabu pekan ini," ucap Lukman kepada Kontan,co.id, Senin (13/6).
Baca Juga: Inflasi AS Melebihi Perkiraan, Rupiah Melemah ke Rp 14.682 per Dolar AS
Lukman menyampaikan tren kenaikan indeks dolar masih bisa terjadi terutama disebabkan oleh kekuatiran yang memicu risk-off dan flight to safety daripada ekspektasi suku bunga.
Indeks dolar berpeluang menyentuh di level 110. Walaupun bisa saja terjadi downside tetapi tidak begitu besar dan masih dikisaran 100.
Lukman menyebut, kenaikan Indeks dolar sangat berpengaruh terhadap rupiah dan mata uang asia terutama mata uang komoditas lainnya.
"Terutama mata uang negara yang sensitif akan perkembangan eksternal contohnya mata uang Singapura akan lebih tertekan," ucap Lukman
Menurut Lukman, ancaman resesi akan merata secara global dan dolar akan menguat secara merata terhadap semua mata uang mengingat statusnya sebagai safe haven.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Kembali Melemah pada Selasa (14/6)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News