Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Faktor yang menentukan minat investor pada obligasi pemerintah suatu negara adalah fundamental, peringat surat utang negara dan tingkat yield. Nah menyambut Imlek, bagaimana jika membahas tentang potensi berinvestasi di China.
Fund Manager Capital Asset Management, Desmon Silitonga menjelaskan, bagi China yang memiliki peringkat A+ stabil S&P dan A1 stabil versi Moody's, dan yield obligasi untuk tenor 10 tahun di 3,85% menjadi menarik. "Secara tingkat keamanan dan rating, surat utang China bagus," jelas Desmon kepada Kontan.co.id.
Apalagi, proyeksi pertumbuhan ekonomi China dinaiikan oleh International Monetary Fund (IMF). Produksi Domestik Bruto (PDB) China tahun ini bisa naik 6,6%, lebih tinggi dari proyeksi Oktober lalu di 6,5%. Mengutip pemberitaan Xinhua, itu adalah kali kelima IMF menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi China dalam dua tahun terakhir. Artinya secara fundamentalpun China terus menunjukkan pertumbuhan yang positif.
Namun Desmon menyatakan peluang obligasi korporasi China bakal berat, pasalnya peringkat utang korporasi negara tersebut dinilai masih tinggi. "Dari sisi rating memang terlihat lebih menarik, maka untuk obligasi negara memang aman, tapi korporasinya agak berisiko karena salah satu yang dikhawatirkan adalah risiko default mereka," jelas Desmon.
Data Asian Bond Market terbitan Asian Development Bank November 2017 untuk kinerja hingga kuartal III-2017 menunjukkan total obligasi negara dari China adalah US$ 5,93 triliun. Sedangkan obligasi korporasi senilai US$ US$ 2,29 triliun.
Adapun nilai obligasi pemerintah Hong Kong pada periode sama mencapai US$ 143 miliar dan obligasi korporasi senilai US$ 101 miliar.
Sektor teknologi
Sementara Ivan Jaya, Head of Wealth Management and Retail Digital Bussiness Bank Commonwealth Indonesia melihat, kunci dari pertumbuhan ekonomi China terdapat pada peralihan fokus pemerintahnya. "Kuncinya adalah adanya peralihan dari old economy ke internet sektor. Sebelumnya ekonomi didominasi oleh sektor perbankan, saat ini telah beralih ke sektor teknologi," jelas Ivan.
Pertumbuhan ini terefleksi dari saham terbesar sektor teknologi seperti Alibaba dan Tencent yang memiliki rata-rata kenaikan 70% dalam dua tahun terakhir.
Tak hanya itu, perusahaan online e-commerce China juga terus berkembang dan masih memiliki potensi pertumbuhan yang sangat besar. Dengan demikian berinvestasi di pasar China masih memberikan peluang investasi yang menarik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News