kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Menerawang Prospek Sektor Otomotif di Tahun 2022


Minggu, 02 Januari 2022 / 11:02 WIB
Menerawang Prospek Sektor Otomotif di Tahun 2022
ILUSTRASI. Pengunjung mengantri sebelum memasuki area booth salah satu peserta pameran otomotif GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2021 di ICE BSD Tangerang, Jumat (12/11/2021).


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jelang tutup tahun, penjualan mobil terus meningkat. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil sepanjang November mencapai 87.435 unit. Perolehan tersebut naik 15,7% secara bulanan serta tumbuh 62,4% secara year on year

Analis Trimegah Sitorus Willinoy Sitorus dalam risetnya pada 5 Desember 2021 menuliskan, Penjualan Toyota dan Honda masing-masing naik 54% dan 23% secara bulanan yang mengindikasikan kelangkaan cip sudah tidak lagi menjadi isu. Willinoy meyakini penjualan mobil akan kembali mengalami kenaikan pada Desember kemarin. 

“Dengan program PPnBM yang akan segera berakhir, kami mengantisipasi para pembeli akan memanfaatkan kesempatan terakhir untuk membeli mobil dengan harga yang lebih murah,” tulis Willinoy dalam risetnya.

Baca Juga: Ini Deretan Saham Paling Untung Tahun 2021 dan Prospeknya ke Depan

Sementara untuk tahun depan, analis MNC Sekuritas Muhamad Rudy meyakini terdapat beberapa katalis positif dari membaiknya makro ekonomi Indonesia yang akan mendorong penjualan mobil kembali ke level pra-pandemi. Ia memperkirakan PDB Indonesia pada 2022 akan tumbuh hingga 5,03%. 

Lalu, efek kenaikan harga komoditas sepanjang 2021 diharapkan akan mendorong daya beli masyarakat. Menurutnya, kedua hal tersebut akan terefleksi pada kenaikan tingkat pengeluaran konsumen dan pada akhirnya akan memberi dampak positif pada penjualan otomotif di tahun depan. 

Terkait PPnBM pada tahun depan, Rudy juga menilai masih ada peluang bagi pemerintah untuk memperpanjang relaksasi tersebut. Hal ini mengingat Menteri Perdagangan sejauh ini masih melakukan evaluasi apakah kebijakan ini perlu diperpanjang atau tidak. 

“Pemerintah telah merasakan dampak positif dari kebijakan fiskal ini, begitupun para produsen otomotif. Oleh sebab itu, masih terdapat kemungkinan PPnBM ini akan diperpanjang,” imbuhnya. 

Baca Juga: Simak Konstituen indeks ESG Sector Leaders IDX KEHATI dan ESG Quality 45 IDX KEHATI

Selain itu, Rudy melihat pada tahun depan akan terjadi perang pada segmen low multi purpose vehicle (LMVP) di industri otomotif. Sejauh ini, jenis mobil ini terus mengalami peningkatan minat dari pembeli dan diekspektasikan kompetisi pada tahun depan akan semakin intens. Ia menyebutkan, beberapa produsen terus melakukan manuver untuk menguatkan posisi mereka di pasar.

Toyota misalnya, produsen satu ini mengenalkan Toyota New Avanza dan Veloz dengan design baru. Tak hanya itu, Toyota juga menghadirkan berbagai fitur keamanan baru seperti Toyota Safety Sense, 360 camera, dan full disc-brake. Honda pun tak mau kalah dengan menghadirkan design baru pada unit BRV serta fitur keamanan yang mirip dengan milik Toyota, yakni Honda Sensing.

“Menurut kami, inisiatif ini merupakan bentuk strategi para produsen tersebut untuk tetap bisa bersaing sekaligus merespons pertumbuhan market share Mitsubishi X-Pander di kelas LMPV,” jelas Rudy. 

Dengan semakin ketatnya industri otomotif, serta potensi pertumbuhan penjualan, Rudy pun memberi rating overweight untuk sektor ini. Namun, ia menyebut volatilitas rupiah, kenaikan inflasi, serta potensi adanya kelangkaan cip semikonduktor lagi. 

PT Astra International Tbk (ASII) dipilih sebagai top picks lantaran kehadiran new Toyota Avanza dan Toyota Rush diekspektasikan bisa mendorong market share ASII naik menjadi 55% pada tahun depan. Adapun, Rudy dan Willinoy sama-sama merekomendasikan beli ASII dengan target harga masing-masing Rp 6.400 dan Rp 7.600 per saham.

Baca Juga: Industri Otomotif Melaju, Prospek Bisnis Mobil Bekas Tetap Bergas pada Tahun Depan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×