Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Diversifikasi menjadi kunci strategi berinvestasi ala Sjane Like Kaawoan, Direktur PT Trimegah Asset Management. Ia menyebar portofolio di sejumlah instrumen, seperti reksadana, saham, properti, emas dan deposito.
"Prinsipnya, berinvestasi sedini mungkin dan menempatkan investasi di beberapa instrumen investasi," tutur perempuan yang akrab disapa Like ini.
Kata Like, instrumen tersebut dipilih karena dapat memberikan imbal hasil (return) yang bervariasi. Menurutnya, beda instrumen, beda pula perlakuan strategi investasinya. Ada investasi yang dilakukan dengan memanfaatkan momentum, ada pula investasi yang dilakukan secara berkala.
Perempuan kelahiran Manado, 48 tahun silam ini bercerita, ia mulai berinvestasi sejak 1999. Ketertarikannya, lantaran ingin mengembangkan aset yang sudah dimiliki menjadi lebih berguna di masa mendatang. Pertama kali berinvestasi, ia kepincut dengan reksadana. Maklum, saat itu, ia baru mengenal dan mempelajari mengenai investasi.
Kini, lulusan Magister Business Administration Jakarta Institute of Management Studies ini banyak mengalokasikan aset di reksadana saham. Pasalnya, reksadana ini mampu memberikan imbal hasil lebih optimal dibanding jenis reksadana lainnya.
Mantan Chief Operating Officer PT Trimegah Securities ini menerapkan strategi investasi secara berkala di reksadana. Sebab investasi yang dilakukan bertujuan untuk jangka panjang, seperti untuk keperluan sekolah anak. "Sehingga saya tidak perlu menunggu waktu kapan masuk dan kapan harus keluar. Dana yang disimpan dapat diambil sewaktu dana tersebut dibutuhkan di masa datang," tutur Like.
Selain reksadana, Like juga berkenalan dengan deposito. Apabila dulu sempat dimanfaatkan untuk memperkaya aset, kini porsi deposito menjadi instrumen komplemen dalam keranjang investasi untuk mengimbangi instrumen investasi lainnya. "Sebagai momplemen, saat ini, saya juga mengoleksi emas," ujarnya.
Seiring waktu, kini, Like mulai berani masuk ke investasi yang berisiko lebih besar, seperti saham. Saham yang menjadi buruan adalah yang berkapitalisasi besar. Sejumlah sektor pilihannya, yaitu konsumsi, properti, infrastruktur, finansial ataupun otomotif.
"Saya memilih sektor-sektor tertentu yang potensial. Timing masuk dan keluar saya sesuaikan dengan kondisi pasar, masuk pada saat harga turun," ungkap mantan Chief Operating Officer PT Manulife Aset Manajemen Indonesia ini.
Untuk melengkapi portofolionya, Like juga membeli properti. Ia mengaku tergiur imbal hasil properti yang optimal dan dalam kurun waktu cepat. Properti pilihannya berupa apartemen dan rumah di area Jabodetabek.
Secara umum, Like rutin mengalokasikan sekitar 50% dari pendapatan bulanan untuk berinvestasi. Menurutnya, porsi investasi tersebut akan dipertahankan setidaknya lima tahun ke depan.
Dalam berinvestasi, Like juga selalu menentukan ekspektasi hasil investasi yang diinginkan pada awal investasi. Strategi itu untuk memudahkan penghitungan keuntungan ataupun kerugian. Menurutnya, untung dan rugi dapat dibandingkan dengan target di awal berinvestasi.
Ajar anak berinvestasi
Like juga getol mengenalkan investasi kepada anak-anaknya sejak dini. Pelajaran mengenai investasi dimulainya dari memperkenalkan instrumen reksadana.
Ia mengklaim, saat ini, kedua anaknya, telah memiliki koleksi reksadana. "Anak saya sudah besar, berusia 20 tahun dan 13 tahun. Harapan saya menjadi ibu yang baik bagi anak-anak saya, dan dapat mengajarkan cara berinvestasi bagi mereka yang belum berpengalaman dalam berinvestasi," ujar Like.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News