Reporter: Yuliana Hema | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Reli Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sejak 17 April 2024 masih berlanjut. Rabu (23/4), IHSG melaju 1,47% ke level 6.634,38.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, kenaikan IHSG belakangan ini masih dipengaruhi sentimen global.
Pertama, pelaku pasar melihat keraguan dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk mendongkel Jerome Powell dari jabatan Ketua Federal Reserve (The Fed).
"Karena penggantian Powell akan mampu menghilangkan kepercayaan bagi pelaku pasar dan investor," jelasnya saat dihubungi Kontan, Rabu (23/4).
Kedua, penguatan IHSG juga didorong kenaikkan harga saham-saham emiten emas. Sebab emas sedang diburu investor di tengah ketidakpastian yang tinggi.
Baca Juga: IHSG Naik 1,47%, Rabu (23/4), Cek Proyeksi dan Rekomendasi Saham untuk Kamis (24/4)
Namun penguatan IHSG dibayangi International Monetary Fund (IMF) yang memangkas pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 5,1% menjadi hanya 4,7% di 2025.
Penurunan proyeksi ekonomi Indonesia tersebut mencerminkan tekanan eksternal yang meningkat akibat ketegangan perdagangan global dan pelemahan permintaan dunia.
VP Marketing, Strategy & Planning Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi menilai, revisi target pertumbuhan ekonomi oleh IMF sudah merepresentasikan dampak kebijakan kenaikan tarif impor AS dan tensi China.
"Selain itu, tekanan dari depresiasi rupiah yang menunjukkan ketidakstabilan dalam negeri cenderung memberikan sentimen negatif yang akan berdampak pada aktivitas ekonomi," katanya.
Dalam skenario optimistis, Kiwoom Sekuritas memproyeksikan IHSG akan bergerak di kisaran 6.750–6.800 di kuartal II-2025. Pada skenario moderat, IHSG akan bergerak di area 6.560–6.600.
Sementara di skenario pesimistis, Kiwoom Sekuritas memproyeksikan IHSG akan kembali melemah ke bawah level 6.000. IHSG diperkirakan bergerak 5.700–5.750.
"Untuk saat ini investor dapat wait and see hingga rilis kinerja kuartal I-2025. Jika memiliki hasil yang positif, maka dapat untuk menjadi acuan kalkulasi pembelian saham," ucap Audi.
Nico menambahkan pemangkasan proyeksi ekonomi tidak hanya dilakukan IMF kepada Indonesia saja, tetapi hampir semua negara karena menghadapi ketidakpastian.
IMF memproyeksikan ekonomi global hanya akan tumbuh 2,8% tahun ini. turun dari dalaman pada sebelumnya yang sebesar 3,3%. Pada 2026, proyeksi ekonomi global juga diturunkan dari 3,3% menjadi 3%.
"Meskipun IMF menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia, tetapi masih berada di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia sehingga masih tergolong baik," kata Nico.
Dari pergerakan IHSG, Nico bilang sudah mulai stabil, tapi investor tidak bisa menutup mata bahwa IHSG masih terlihat rapuh. Jika IHSG ingin menembus level 7.000, maka level 6.700 harus dilewati.
Selain itu, IHSG harus konsisten untuk bertahan di level 6.500. Setelah itu, Nico mencermati target kedua yang harus terpenuhi IHSG ialah 6.900 sebelum pada akhirnya dapat menyentuh di level 7.000.
Baca Juga: IHSG Berpotensi Menghijau Lagi, Kamis (24/4), Ini Rekomendasi Saham Pilihan Analis
Nico mengingatkan investor untuk tetap disiplin dalam melakukan cut loss karena volatilitas pasar masih tinggi. Dalam jangka pendek saham perbankan seperti BMRI, BBNI, BBCA dan ARTO menarik dicermati.
Sementara untuk jangka panjang, Audi merekomendasikan beli saham BBCA dengan target harga di Rp 11.150, beli BMRI dengan target Rp 7.200, beli TLKM dengan target di Rp 3.300.
Dia juga merekomendasikan beli saham BRIS dengan target harga di Rp 3.190. Kiwoom Sekuritas juga merekomendasikan trading buy untuk PGAS dengan target harga di Rp 1.820.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News